Rabu, 27 Februari 2008

Damen Group Tawarkan Kerjasama Pembuatan Kapal Perusak Kawal Rudal


akarta, DMC - Damen Group melalui perusahaannya yang bernama Schelde Naval Shipbuilding menawarkan peningkatan kerjasama dengan Departemen Pertahanan Republik Indonesia melalui kerjasama Pembuatan Kapal Perusak Kawal Rudal yang bekerjasama dengan PT. PAL.

Tawaran tersebut disampaikan Owner Damen Group, Kommer Damen, dalam kunjungannya kepada Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Selasa (27/2) di kantor Departemen Pertahanan, Jakarta. Dalam kunjungannya Komer Damen didampingi Ceo Damen Group; Royal Schelde, Rene Berkvens, Chairman of the Board of Commissarissen, Zadelhoff dan Director Marketing and Sales SNS, Robert Post.



Selain menyampaikan tawaran tersebut, Komer Damen juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan Pemerintah Indonesia yang diberikan kepada Damen Group untuk menyelesaikan pembuatan kapal Korvert kelas sigma yang dipesan oleh TNI AL. Damen Group melalui perusahaannya yang bernama Schelde Naval Shipbuilding yang berkedudukan di Belanda, telah selesai membuat 2 buat kapal korvert kelas sigma pesanan Indonesia.

Selanjutnya, Dirjen ranahan mengatakan, tawaran yang disampaikan Kommer Damen disambut baik oleh Menhan Juwono Sudarsono, karena kedepan Indonesia perlu untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Indonesia meminta kepada Damen Group agar dalam pembuatan Kapal Perusak Kawal Rudal tersebut juga diikuti transfer teknologi ke Indonesia.

Sementara itu dalam menerima rombongan Damen Group, Menhan didampingi oleh Dirjen Perencanaan Pertahanan Departemen Pertahanan Laksda TNI Gunadi , M.D.A, Dirjen Sarana Pertahanan Dephan Marsda TNI Eris Herryanto, S.IP, MA, dan Karo Humas Setjen Dephan Brigjen TNI Edy Butar Butar S.IP. (BDI/MN

Selasa, 26 Februari 2008

Lanud Tarakan Beroperasi 2009


INILAH.COM, Tarakan - TNI-AU sedang membangun Pangkalan Udara (Lanud) tipe C di Tarakan, Kalimantan Timur, untuk memperkuat pengamanan perbatasan wilayah Indonesia dengan Malaysia.

"Lanud ini diharapkan sudah beroperasi tahun 2009," kata Kepala Staf Komando Operasi TNI AU (Kas Koopsau) II, Marsda TNI Benyamin Dandel kepada pers usai bertemu Wakil Walikota Tarakan, Thamrin AD di Tarakan, Rabu (27/2).

Pertemuan tersebut digelar untuk memantapkan koordinasi kedua belah pihak guna mempercepat jalannya pembangunan Lanud tersebut.

Menurut Dandel, bila Lanud Tarakan beroperasi, maka TNI AU akan menempatkan pesawat-pesawat tempur di kota ini. Sehingga lebih cepat, efektif dan efisien saat mengerahkan kekuatan udara bila eskalasi gangguan keamanan di perbatasan meningkat.

Pihak Malaysia, katanya, sudah memiliki pangkalan udara di Tawao dan menempatkan pesawat-pesawat tempurnya di sana. Sementara TNI-AU menyiagakan pesawat tempurnya di Balikpapan yang jaraknya cukup jauh dengan perbatasan kedua negara dibanding Tawao.

Dandel tidak menyebut pesawat tempur jenis apa yang akan disiagakan di Tarakan nanti. Namun mengatakan bisa Sukhoi, F-16, F-5 atau Hawk.

"Kita punya beberapa jenis pesawat tempur. Pesawat-pesawat itulah yang nantinya akan digilir untuk siaga di Tarakan," ujarnya.

Terkait kesiapan landasan pacu Bandara Juata Tarakan untuk pengoperasian pesawat tempur, Dandel mengatakan cukup memadai. Sebab, bandara itu memiliki runway sepanjang 2.250 meter.

Satuan TNI-AU yang ada di Tarakan saat ini adalah Satuan Radar yang berada di bawah Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) II Makassar.

Sementara itu, Wakil Walikota Tarakan, Thamrin AD mengatakan, pihaknya mendukung penuh pembangunan Lanud Tarakan. Sebab, hal itu terkait dengan upaya menegakkan integritas NKRI.

"Bagi kami, keutuhan NKRI adalah harga mati. Apalagi daerah kami ada di wilayah perbatasan. Karena itu kami akan mendukung penuh pembangunan Lanud ini dengan menyediakan lahan yang dibutuhkan TNI AU," ujarnya.

Pemkota Tarakan sejak 2007 menangani pembebasan lahan seluas 108 ha dari 168 hektare tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan Lanud tersebut yang dibiayai APBD Provinsi Kaltim dan APBD Kota Tarakan sebesar Rp12,5 miliar.

Tahun 2008 ini dialokasikan lagi dana pembebasan lahan sebesar Rp10 miliar.

Armabar Gelar Operasi




KOMANDO Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) menggelar operasi Siaga Tempur Laut di sepanjang perairan Indonesia kawasan barat. Operasi selama 180 hari itu dibagi dua tahap yang secara keseluruhannya dipimpin Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar Laksma TNI Slamet Yulistiono.

Tahap pertama akan berlangsung selama tiga bulan dengan kekuatan tiga kapal perang pemukul, yaitu KRI Oswald Siahaan-356, KRI Patimura-371, dan KRI Patiunus-384 serta satu kapal jenis landing ship tank KRI Teluk Cirebon-543.

Tahap kedua digelar Mei mendatang dengan kekuatan sama. Pergerakan unsur-unsur dan pasukan Siaga Tempur Laut tahap pertama tersebut diawali oleh KRI Patimura, KRI Patiunus dan KRI Teluk Cirebon yang telah berangkat lebih awal lima hari yang lalu. Sedangkan KRI Oswald Siahaan digunakan sebagai kapal markas berangkat pada hari ini, Senin (25/02).

Senin, 25 Februari 2008

Kopassus Buka Lagi Kerja Sama dengan Militer AS



Magelang--MIOL: Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen Rasyid Q A mengatakan pihaknya segera membuka kembali kerja sama dengan pasukan khusus Amerika Serikat (AS).

angkah itu diambil setelah ada pencabutan embargo peralatan militer oleh negeri Paman Sam itu pertengahan November silam.

"Pembukaan kembali kerjasama antara pasukan khusus kedua negara akan dilakukan bertahap, tidak serta merta meliputi semua bidang," katanya, menjawab ANTARA saat mendampingi kunjungan kerja Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (10/11).

Ia mengatakan pada tahap awal kerja sama yang akan dilakukan dengan AS adalah pendidikan dan latihan bagi para perwira Kopassus, mengingat pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal penting yang tidak dapat dilepaskan untuk membangun pasukan khusus yang mumpuni.

Setelah pembinaan SDM mantap dilakukan maka pada tahap selanjutnya, Kopassus akan meningkatkan kerjasama dalam hal persenjataan yang diperlukan untuk mendukung peran dan fungsinya sebagai pasukan khusus.

"Semua akan kita jajaki lagi dan laksanakan secara bertahap, tidak bisa semua kita langsung lakukan di semua bidang," ujar Rasyid menegaskan.

Kopassus telah melakukan banyak kerja sama dan latihan dengan pihak luar seperti Singapura dan Thailand, hanya saja latihan bersama dengan Australia dan AS, sempat terhenti menyusul embargo AS pada 1999.

Namun, sejak 2004 latihan dan kerja sama dengan Australia, khususnya pasukan anti-teror (Special Army Services/SAS), kembali dibuka melalui penjajakan yang dilakukan Kopassus, dalam forum pembicaraan kedua angkatan darat masing-masing negara (two army talk).

Sedangkan dengan AS, kedua negara baik Indonesia dan AS masih melakukan penjajakan dalam forum "two army talk", antara angkatan darat kedua negara. Pembicaraan angkatan darat kedua negara itu, merupakan bagian dari mini dialogue US-Indonesian Bilateral Defence Dialogue (USIBDD).

Seperti diketahui, Indonesia dan AS telah memiliki kerja sama keamanan dalam kerangka Indonesian-US Security Dialogue (IUSSD) yang berjalan sejak 2002. Selain, IUSSD Indonesia dan AS menjalin kerja sama pertahanan di bawah payung United State-Indonesian Bilateral Defence Dialogue (USIBDD) yang sempat terhenti sejak AS memberlakukan embargo pada 12 tahun silam.

Berkenaan dengan pencabutan embargo, RI dan AS sepakat untuk merumuskan kembali bentuk kerja sama keamanan dan pertahanan kedua negara menyusul dicabutnya embargo oleh AS pada pertengahan November 2005.(Ant/OL-01)

Menhan AS Temui SBY, Indonesia Pesan 6 Jet Tempur F 16



Jakarta - Pemerintah RI menyambut tawaran batuan AS untuk pengadaan pesawat tempur F16 baru. Rencananya, RI akan memesan 6 unit untuk memperkuat TNI AU. Wuush!

Demikian ungkap Menhan Juwono Sudharsono usai mendampingi Presiden SBY menerima kunjungan Menhan AS Robert Gates, Senin (25/2/2008), di Kantor Presiden, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta.

"Pengadaannya Insya Allah mulai tahun depan sampai 5 tahun ke depan," ujar dia.

Menhan memaparkan, 6 unit baru itu merupakan F16 generasi terbaru. Nota pengadaannya didasarkan kebutuhan menyamakan kekuatan tempur udara dengan yang dimiliki negara tetangga.

"Harga per unitnya USD 30 juta. Mekanisme pengadaannya kita akan usahakan melalui FMF ( Foreign Military Financing)," imbuhnya.

Bersamaan dengan itu, Pemerintah AS juga menawarkan paket bantuan peningkatan kekuatan 4 unit F16 milik TNI AU. Agar kemampuannya bisa mendekati F16 generasi baru.

"Jadi F16 generasi pertama itu kita perbaiki. Lalu kita beli baru untuk yang generasi berikutnya," tegas Juwono.

Minggu, 24 Februari 2008

KASAU DENGAR PENDAPAT DI DPR


Kasau Marsekal Madya TNI Subandrio didampingi para Asisten Kasau, Pangkopsau I, Dankoharmatau, Pangkohanudnas, Dankorpaskhas serta Kepala Dinas jajaran Mabes TNI Angkatan Udara, Kamis ( 21/2) mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI dipimpin Ketuanya Theo L. Sambuaga di Ruang Rapat Nusantara II Gedung DPR RI Jakarta.

Kasau Marsekal Madya TNI Subandrio Pada kesempatan itu menyampaikan tentang kesiapan pesawat TNI Angkatan Udara dihadapkan dengan pemotongan anggaran 15 persen serta pemeliharaan alat utama sistim senjata. " Pemeliharaan alat utama sistim senjata TNI AU Angkatan Udara dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan baik perawatan ringan, perawatan sedang serta perawatan berat ", jelasnya.

Dikatakan, dengan mekanisme pemeliharaan tersebut, TNI Angkatan Udara masih dapat mempertahankan kesiapsiagaan operasionalnya dalam menjaga keamanan wilayah udara nasional, meskipun jumlah pesawatnya berkurang dari kesiapan yang seharusnya.

Menyinggung tentang kasus kecelakaan pesawat TNI AU, Kasau mengungkapkan, bahwa saat ini dalam tahap penyelidikan dan bagi personel yang melakukan pelanggaran sudah ditindak dan diproses secara tegas sesuai aturan yang berlaku.

Sementara Ketua Komisi I Theo L. Sambuaga dalam kesimpulannya mengatakan, pengurangan APBN bagi TNI Angkatan Udara sebesar 15 persen, akan berdampak luas bagi pemeliharaan dan pembangunan kemampuan TNI AU. " Diharapkan Kasau segera menyusun perkiraan alternatif bagi upaya kesiapan TNI AU agar tidak mengurangi hak-hak prajurit", ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, dengan makin banyaknya Alutsista yang tidak layak operasi maka harus dapat dipilah dengan baik, hal ini sebagai upaya untuk menjamin keamanan personel dan disisi lain mampu menjaga wilayah udara nasional. Untuk itu dalam pemeliharaan dan pemberdayaan Alutsista dilakukan secara efektif sehingga kesiapan TNI AU tetap terpelihara dalam melaksanakan tugas pengamanan wilayah udara nasional.

AS 'yakin' hancurkan satelit

Rudal SM-3 diluncurkan AS dari laut
Pentagon menggunakan rudal untuk menjatuhkan satelit
Amerika Serikat yakin bahwa rudal yang ditembakkan untuk menjatuhkan satelit pengintai yang rusak berhasil menghancurkan tangki bahan bakar yang berbahaya.

Jenderal Marinir James Cartwright mengatakan ada kemungkinan 80-90% tangki satelit itu dihancurkan.

Bola api, uap asap dan analisa spektrum yang mengisyaratkan keberadaan hidrazin memperlihatkan rudal yang ditembakkan tepat mengenai tangki itu, katanya kepada para wartawan.

"Kami sangat yakin kami berhasil mengenai satelit itu," kata Jenderal Cartwright pada keterangan pers di Pentagon beberapa jam setelah rudal ditembakkan.

"Kami juga yakin tangki berhasil hancurkan."

SATELIT RUSAK
Pemilik: Badan Pengintaian Nasional
Misi: Rahasia
Diluncurkan: 14 Des 2006
Berat: 2.300 kg
Sisa satelit sebesar 1.134 kg bisa kembali ke Bumi
Membawa bahan bakar hidrazin

Dia menambahkan setelah 24-48 jam pada pejabat baru dalam mengetahui dengan pasti apakah misi itu berhasil.

Jenderal Cartwright mengatakan dia tidak dapat memastikan materi berbahaya dari satelit itu tidak akan jatuh ke Bumi, tetapi dia menambahkan sampai sejauh ini belum ada bukti hal ini terjadi.

Dia menambahkan para pejabat akan terus melacak sisa-sisa satelit yang jatuh ke arah Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik dalam dua hari ke depan.

"Sampai sejauh ini kami belum melihat sepihan yang lebih besar dari ukuran bola kaki," katanya.

Satelit USA 193 mengalami kerusakan dan tidak bisa dikendalikan lagi tidak lama setelah diluncurkan pada Desember 2006.

Satelit itu ditembak pada ketinggian 283 km di atas Bumi oleh rudal SM-3 yang ditembakkan dari kapal perang di barat perairan Hawaii.

Perlombaan senjata?

Operasi ini hanya memiliki kesempatan 10 detik untuk mengenai satelit tepat sasaran.

Satelit USA 193 ketika dibawa ke orbit akhir 2006
Satelit USA 193 rusak tak lama setelah diluncurkan ke orbit

Rudal tersebut harus menembus tangki bahan bakar satelit yang berukuran sebesar bis, yang berisi 450 kg hidrazin dan menghancurkannya. Jika gagal tangki yang penuh bahan bakar beracun itu akan masuk kembali ke Bumi secara utuh.

Misi itu dikecam oleh Cina dan Rusia. Cina mendesak Amerika Serikat untuk memberi informasi lebih lengkap tentang misi tersebut.

Rusia mencurigai operasi itu sebagai tes sistem anti satelit sebagai bagian dari program pertahanan rudal Amerika Serikat, yang ditutup-tutupi.

Amerika membantah misi itu adalah balasan atas tes rudal anti satelit yang dilakukan Cina tahun lalu, yang memicu kekhawatiran tentang perlombaan persenjataan angkasa luar.

Para pejabat Amerika mengatakan jika rudal gagal menghancurkan tangki bahan bakar tersebut ditambah dengan sistem pengendali panas satelit itu rusak, bahan bakar berbahaya itu akan menjadi beku sehingga tangki tahan panas ketika masuk kembali ke atmosfir Bumi.

Jika tangki itu jatuh ke permukaan dalam keadaan utuh, ada kemungkinan gas beracun keluar yang akan berbahaya atau membunuh manusia jika terhirup, kata peringatan para pejabat.

Misi dijalankan beberapa jam setelah pesawat angkasa luar ulang alik Atlantis mendarat, sehingga penembakan aman dilakukan.

Anggaran Dipotong, Dephan Minta "Jalan Tengah"


Jakarta, Kompas - Departemen Pertahanan berharap Departemen Keuangan dapat memberikan alternatif ”jalan tengah” terkait rencana pemotongan alokasi anggaran belanja pertahanan sebanyak 15 persen.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal Dephan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (22/2). Menurut dia, saat ini Dephan juga tengah menyusun tawaran soal pos anggaran mana saja yang memungkinkan untuk dipotong tanpa harus mengganggu alokasi dana operasional yang ada.

”Kami menginginkan Menteri Keuangan bisa mempertimbangkan rencananya memotong anggaran, terutama jika itu akan terkena pada anggaran yang terkait operasional TNI yang mendesak. Harapannya, akan ada pengurangan soal besaran yang akan dipotong,” lanjut Sjafrie, yang berharap persentase pemotongan anggaran pertahanan tak lebih dari 5 persen.

Sehari sebelumnya, Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya Subandrio dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I meminta pemotongan tidak dilakukan terhadap alokasi anggaran untuk pemeliharaan kesiapan sistem persenjataan, seperti pesawat angkut dan tempur, karena dikhawatirkan berdampak menjatuhkan tingkat kesiapan sistem persenjataan TNI AU.

”Pemotongan 15 persen akan menurunkan kesiapan seluruh pesawat dan radar TNI AU, masing-masing hingga sekitar 56 persen dan 33 persen. Untuk radar, kesiapan operasinya berubah dari 3-9 jam per hari menjadi 3-6 jam per hari,” ujarnya. (DWA)

Kunjungan Menhan AS Bahas Anggaran Pertahanan dan Keamanan Selat Malaka


JAKARTA--MI: Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan, agenda pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates yang direncanakan Senin 25/2) depan, akan membahas dua agenda penting.

"Ada dua agenda utama yang akan dibahas, yaitu penggunaan anggaran berbasis pertahanan dan pengamanan Selat Malaka," kata Juwono saat dihubungi di Jakarta, Jumat (22/2).

Juwono menjelaskan penggunaan anggaran berbasis pertahanan meliputi bagaimana keadaan TNI sekarang dalam menggunakan anggaran. Diharapkan, pejabat TNI, sipil, dan Dephan bisa memahami dan mengerti dalam penggunaan anggaran.

Untuk penggunaan anggaran berbasis pertahanan, ujarnya, Indonesia akan belajar dari AS bagaimana melakukan perhitungan secara cermat dalam menggunakan anggaran. "Bagaimana kita bisa mengitung secara cermat penggunaan anggaran 10 tahun kedepan, bagaimana penggunaan anggaran untuk ketiga matra hingga terpadu dan bagaimana dengan penggunaan alutsista yang berusia 10 hingga 15 tahun," jelas Juwono.

Sedang soal Selat Malaka, Juwono menjelaskan bahwa peran AS sangat diperlukan dalam penjagaan itu. Sebab jalur-jalur perdagangan melalui selat-selat di kawasan Asia Tenggara sangat memengaruhi negara-negara di Asia Timur Laut.

"Peran AS dan Jepang ditambah negara-negara ASEAN sangat diperlukan untuk menjaga keamanan selat-selat yang ada di kawasan ASEAN. AS akan berikan bantuan teknis dalam pengamanan Selat Malaka," ujarnya.(Mjs/OL-03)

Atraksi Debus Memukau Pasukan PBB


Libanon - Atraksi debus rupanya menjadi tontonan yang menarik bagi pasukan perdamian PBB. Tak salah bila mereka pun terheran-heran menyaksikan peragaan ketangkasan ini.

Begitulah yang terjadi di Libanon, kala kontingen pasukan Garuda berunjuk kebolehan di hadapan pasukan perdamaian asal negara lainnya.

"Beberapa prajurit Belgia sempat bergidik dan bahkan memejamkan mata sewaktu menyaksikan atraksi tersebut," tutur Perwira Penerangan Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII B/UNIFIl Kapten Chb Sandy M dalam surat elektroniknya yang diterima detikcom, Sabtu (23/2/2008).

Debus yang diperagakan Pratu Marsudi, antara lain menusukan jarum ke pipi dan lengan. Selain itu ada ditampilkan pula aksi Sertu Eko Priyono, yang memecahkan biji kemiri dengan segulung kertas.

"It's amazing, I never seen like this before," tutur prajurit-prajurit asal negara lain seperti ditirukan Sandy.

Berbagai atraksi lainnya ini digelar dalam rangka konferensi bulanan bintara kontingen, dan kali ini kebetulan berlokasi di Markas Indobatt UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr, Libanon pada Jumat 22 Februari 2008.

Ada pun kontingen negara lain yang hadir yakni berasal dari Ghana, Italia, Prancis, Korea, Spanyol, Polandia, Turki, dan India. Dan selepas atraksi-atraksi keterampilan, acara dilanjutkan dengan rapat dan diskusi terkait isu HIV/AIDS dan sexual abuse (kekerasan/kejahatan seksual).

pal indonesia prepared for building two corvette,totally USD 53


Pal Indonesia, is ready to produce two Corvettes which are needed by Indonesian Defence, totally order USD 530 million, Pal Indonesia Collaboration with others Strategic Industry.

The Strategic of that Industries are Pt.Pindad,Pt. LEN,Pt. INTI, Pt. Dirgantara Indonesia in order to produces the Corvettes needed by Indonesian Navy.

President Director Pal Indonesia Mr. Harsusanto, said that Pal Indonesia has created the Division of program for National Corvette that prepare for implemented the production of Corvette in Indonesia for the first time.

We are very serius to prepare this project and this preparation has been presented in front of Indonesia President H.E. Susilo bambang yudhoyono in the meeting of Indonesian defence on January 4,2008 at Jakarta, Togethers with others Strategic Industry able to finish the Manufacturing two National Corvette at the end of 2009,if the government preparing the Finance totally usd 530 million in the first semester of this year, he said last week.

He said, that preparation is connected with the effort of the Government to make the main equipment for Defence in local Company. President in every occation always said that the important of fulfill main equipment of defence including Corvette must be provided by made in Indonesia.

Mr. Harsusanto added, Government of Indonesia plan to build two Corvettes in the local Company Where for manufactured that ships need the fund about USD 530 million.

The Program of National Corvette must be supported by the legal aspect and department of finance must create the scheme of funding to make the local Bank able to give the credit, he said.

According to Mr.Harsusanto,Many strategic Industries in it’s competency will be involved for manufactured Corvette such as Pt.Pindad, will produce the guns,Pt. INTI will produce the telecommunication, Pt. Krakatau Steel, Pt. Dirganatra Indonesia, Pt. LEN and others.

Sabtu, 23 Februari 2008



JAKARTA, SABTU - Diizinkannya tentara, polisi, dan juga pegawai negeri sipil menjadi peserta kampanye pemilu 2009 ditanggapi sinis oleh pengamat militer MT Arifin.

Menurut Arifin, kehadiran anggota TNI/Polri dan PNS dalam kampanye sebagai anggota masyarakat merupakan langkah konsolidasi kekuatan calon-calon presiden yang bakal maju di pilpres 2009. "Ini langkah awal untuk melakukan konsolidasi kekuatan untuk Pilpres 2009. Ini sangat berbahaya saya kira," ujar Arifin yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (23/2).

Pembolehan tentara, polisi dan plus PNS yang dulu dikenal sebagai mesin politik Orde Baru dalam area kampanye terkandung dalam rumusan RUU Pemilu yang mendapat persetujuan dalam rapat kerja Panitia Khusus DPR RI dengan pemerintah. Hadir dalam rapat kerja yang dipimpin Ketua Pansus Ferry Mursyidan Baldan (Fraksi Partai Golkar, Jawa Barat II) tersebut antara lain Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalatta, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta

Menurut Arifin, kendati melarang anggota TNI/Polri dan PNS menjadi pelaksana kampanye, termasuk sebagai juru kampanye dan petugas kampanye, pembolehan ini akan dimanfaatkan sebesar mungkin tidak hanya di tingkat Pilpres, tapi juga di di tingkat pemilu legislatif.

"Saya juga melihat, tentara dan polisi serta PNS yang diikutkan ini akan dipakai dalam pemilihan legislatif, walau kemungkinan itu lebih kecil dibanding untuk pemilihan presiden," ungkapnya.

Kolektor keris dan buku ini menambahkan, lolosnya rumusan ini akan membuka lebar peluang bagi kelompok kepentingan yang selama ini dekat dengan ketiga unsur tersebut. "Mereka menjadi penting bagi kelompok yang selama ini memiliki peluang, dan hubungan dekat dengan mereka," paparnya.

Ketika disinggung apakah yang dimaksud kelompok kepentingan ini berasal dari kelompok Presiden Yudhoyono, MT Arifin dengan sigap mengeluarkan jurus berkelit. "Saya tidak bisa mengatakan secara persis persoalan itu, tapi hanya saya katakan bahwa kelompok-kelompok yang memiliki peluang lebih besar yang bisa mengkonsolodasikan dan bisa masuk ke jaringan itu," jelasnya.

Pembisik mantan KSAD Subagyo HS ini mengatakan, semestinya pemerintah dan DPR RI berkoordinasi dengan TNI, Polri dan PNS. Pasalnya, bagaimana pun posisi yang tepat bagi mereka adalah duduk bareng dalam pendidikan politik, dan bukannya dalam konteks Pemilu.

"Bagaimanapun juga mestinya langkah-langkah yang diambil oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso agar mereka tidak terlibat di dalam pemilihan sehingga tidak terpecah-pecah dipertahankan, " urainya seraya menyebutkan, bila pemerintah dan parlemen ngotot untuk menggunakan tentara/polisi dan PNS mengambil bagian dalam kampanye Pemilu 2009, perlu ada catatan-catatan khusus dalam pelaksanaannya.

Sementara itu Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen menilai, kebijakan akan pembolehan tentara, polisi dan PN dalam kampanye Pemilu 2009 dipertimbangkan kembali oleh parlemen.

"Kami menyarankan sebaiknya panitia itu (Pansus DPR RI) mempertimbangkan rencana keiikutsertaan dalam kampanye," katanya.

Sagom menganggap, TNI sebagai alat negara yang menjaga keselamatan bangsa semestinya diposisikan sebagai alat negara belaka. "Itu bukan soal siap atau tidak. Kalau selaku alat negara itu harus ikut berkampanye jadi aneh rasanya. Sebagai alat negara diposisikan saja sebagai alat negara. Apalagi alat negara yang bertugas untuk keselamatan bangsa," urainya.

Kendati demikian, Sagom mengatakan TNI akan menjalankan apapun keputusan, dan kehendak rakyat tentang posisi TNI dalam konteks Pemilu dan Pilpres 2009 mendatang. "Kalau pada akhirnya yang dihasilkan adalah sebaliknya, TNI akan melakukan apapun yang diamanahkan rakyat. Kita akan membuat aturan-aturan yang baik bagi TNI," tukasnya.

Menyangkut buku saku Pemilu dan Pilpres 2009 yang akan dibagikan prajurit TNI, Sagom menyebut, pihak TNI kini tengah menunggu hasil pembahasan RUU Pemilu di tingkat parlemen. "Kita menunggu RUU pemilu. Dan akan kita selesaikan rumusan buku itu. Dan yang merumuskan itu semua ikut, tidak perlu tim khusus. Semua prajurit bisa memberikan masukan apa yang terbaik," terangnya.(Persda Network/ade)


HAGATNA, SABTU - Sebuah pesawat pengebom B-2 milik Angkatan Udara AS jatuh di pangkalan militer di Guam. Kedua pilotnya selamat dan dalam kondisi baik.

Ini merupakan kecelakaan pertama yang menimpa pengebom B-2 yang berjuluk 'siluman', kata Kapten Sheila Johnston, juru bicara Komando Tempur Udara di Pangkalan Udara Langley, Virginia, Sabtu (23/2).

Pesawat canggih itu jatuh di Pangkalan Udara Andersen Guam. "Asap tebal terlihat membubung dari reruntuhan pesawat," kata Jeane Ward, penduduk di desa Yigo yang saat itu mengunjungi suaminya di pangkalan itu.

Ward mengaku tidak menyaksikan jatuhnya pesawat, namun ia bisa melihat asap hitam muncul dari belakang menara kontrol di pangkalan itu. Orang-orang langsung mendatangi reruntuhan itu, bersamaan dengan datangnya regu penolong.

"Semua orang langsung menelpon menggunakan ponsel, dan yang pertama kali ingin mereka ketahui adalah nasib kedua pilot," imbuhnya.

Biaya pembuatan satu pesawat B-2 mencapai 1,2 miliar dolar. Seluruh pesawat yang berjumlah 21 buah itu berpangkalan di Pangkalan Udara Whiteman di Missouri. Namun ada kalanya, pesawat-pesawat itu dirotasi ke Guam sejak 2004, dengan B-1 dan B-52.

Rotasi itu dimaksudkan untuk menggenjot kekuatan keamanan AS di Asia pasifik, sedangkan armada udara AS lain diarahkan ke Timur Tengah. B-2 dipamerkan ke publik pertama kali pada 1988 dan terbang pertama setahun kemudian. B-2 pertama dikirim ke Whiteman pada 1993.

Kecelakaan itu terjadi 11 hari setelah sebuah pesawat EA-6B Prowler milik angkatan lau jatuh di laut, sekitar 20 mil dari Ritidian Point Guam. Keempat awaknya selamat setelah keluar menggunakan kursi lontar dan diselamatkan helikopter.(AP)

PTDI Fokus Garap CN-235 NG


BANDUNG, JUMAT - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) fokus untuk menggarap peluang pasar pesawat komersial dengan mengembangkan program CN-235 Next Generation dengan meningkatkan kapasitas dan kemampuan pesawat itu. "Program ini siap running, diharapkan 14-18 bulan ke depan sudah bisa direalisasikan. Semuanya tergantung investasi," kata Dirut PTDI, Budi Santoso, di Bandung, Jumat (22/2).

Pesawat CN-235 NG yang akan dikembangkan itu mempunyai kapasitas maksimal 45 tempat duduk dan diproyeksikan untuk melayani penerbangan komersial dalam negeri.

Selama ini, menurut Budi, PTDI lebih banyak memproduksi CN-235 tipe militer. "Pesawat itu akan dimodifikasi, ada perubahan dari tipe sebelumnya. Bila versi militer ada ramp door, untuk pesawat komersial tidak pakai fasilitas itu karena tidak akan diperlukan," kata Budi.

Menurut Budi, pesawat baling-baling produk PTDI sagat cocok untuk karakter penerbangan komersial dalam negeri, khususnya di Indonesia. Selain itu, beberapa negara juga membutuhkan pesawat jenis ini. "Jenis pesawat itu punya keunggulan di kelasnya," katanya.

Budi menyebutkan beberapa keunggulan pesawat baling-baling adalah lebih murah perawatannya serta lebih irit bahan bakar. "Dengan ukuran yang lebih kecil lebih memungkinkan untuk melayani penerbangan ke berbagai daerah yang memiliki keterbatasan landasan pacu," ujarnya.

SUMBER:KOMPAS

Jumat, 22 Februari 2008

Menhan Terima Windarto Welim dari WHO


Jakarta, DMC - Menhan RI uwono Sudarsono menerima kunjungan Windarto Welim dari World Health Organization (WHO), Jum'at (22/2), di kantor Dephan, Jakarta. Maksud kunjungan ini untuk menginformasikan tentang bahaya serangan vaksin yang dapat menjadi bioterorisme dan berakibat pada melemahnya pertahanan negara. Turut hadir mendampingi Menhan yaitu Dirjen Kuathan Mayjen TNI Suryadi, M.Sc, Dirjen Ranahan Marsda TNI Eris Heryanto, S.Ip, M.A., Kabalitbang Prof. Ir. lilik Hendrajaya, M.Sc., Phd dan Dir. Tekind Ditjen Ranahan Josef Mursidi, M.M.

sumber: dephan

surabaya (ANTARA News) - Kapal perang TNI AL, KRI Teluk Sampit, yang membawa bahan kebutuhan pokok menuju Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dihantam ombak besar sehingga membentur dermaga di daerah terpencil itu.

Akibat benturan itu sebagian bangunan dermaga di Pulau Karimunjawa runtuh sepanjang sekira lima meter, demikian kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut Drs Tony Syaiful di Surabaya, Jumat.

"KRI Teluk Sampit hanya menyenggol ujung dermaga kok. Sebetulnya kapal dari satuan amfibi itu sudah menempel di dermaga, tapi karena ombak besar akhirnya bersenggolan," katanya.

KRI Teluk Sampit sengaja dioperasikan untuk memasok bahan kebutuhan pokok ke Pulau Karimunjawa menyusul tidak beroperasinya kapal-kapal kecil karena hambatan cuaca buruk yang disertai ombak besar berbahaya.

"Dermaga itu sangat kecil dengan panjang sekitar 75 meter, sedangkan KRI Teluk Sampit panjangnya 115 meter. Karena waktu itu KRI Teluk Sampit membawa logistik yang dibutuhkan segera oleh masyarakat, maka kapal merapat di dermaga untuk memudahkan penurunan logistik," katanya.

Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. KRI Teluk Sampit berangkat dari Jepara, Selasa (19/2) menuju Pulau Karimun Jawa yang tidak bisa dilayari kapal barang maupun angkutan orang karena ombak besar.

"Akhirnya ada permintaan dari Pemprov Jawa Tengah untuk mengerahkan kapal perang guna angkutan bahan pokok. Perjalanan dari Jepara atau Semarang ke Karimun Jawa sekitar satu malam. Jadi kalau berangkat Selasa, maka Rabu sudah tiba di lokasi," katanya.

Dikatakannya, ombak besar di Laut Jawa memang sangat berpengaruh pada aspek pelayaran ke Karimun Jawa yang kemudian lumpuh. Meskipun KRI Teluk Sampit ditugaskan mengangkut kebutuhan logistik, namun saat itu juga membawa warga Karimun Jawa yang tidak bisa pulang.

"Kemungkinan bantuan kapal perang ke Karimun Jawa itu hanya untuk satu kali angkut karena yang dibawa cukup banyak. Namun demikian, kalau ada permintaan kembali ke TNI AL, tentunya kapal TNI AL siap untuk membantu," katanya.(*)

suber: antara

TNI AL DAN AL AS GELAR LATIHAN BERSAMA



Surabaya - TNI AL akan menggelar latihan perang bersama dengan AL AS (US Navy) dengan sandi Latma "Naval Engagement Activity (NEA) 2008" yang saat ini masih dalam taraf koordinasi antara Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dengan angkatan laut AS.

Komandan Satgas Latma NEA 2008, Letkol Laut (P) Octavian di Surabaya, Kamis mengemukakan, saat ini koordinasi dan perencanaan latihan itu terus dilaksanakan dengan dihadiri Kepala Staf Koarmatim, Laksma TNI Suparno dan perwira AL AS, Kolonel Michael William Selby.

"Latma NEA 2008 merupakan pengganti CARAT yang pada tahun 2007 dilaksanakan TNI AL dengan US Navy di Jakarta, 6 - 10 Agustus dengan melibatkan Koarmabar dan Brigif-2 Marinir di Cilandak," kata perwira menengah yang sehari-hari menjabat Komandan Satuan Kapal Cepat Koarmatim itu.

Didampingi Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, ia mengemukakan, untuk Latma NEA kali ini diawali dengan pembahasan tujuan latihan, penentuan tanggal, daerah latihan, agenda dan materi lain yang diinginkan TNI AL, serta unsur-unsur yang dilibatkan dalam latihan NEA 2008.

"Untuk latihan kali ini dititikberatkan pada kegiatan, antara lain simposium hukum internasional, operasi helikopter, perang kota, kesehatan militer, amfibi, operasi sungai serta demontrasi teknologi alat peperangan elektonika dan komunikasi," katanya.

Direncanakan, Latma NEA 2008 akan digelar minggu ketiga pada bulan Agustus mendatang setelah TNI AL terlibat dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2008. Lokasi latihan bersama NEA lebih banyak dilaksanakan di Surabaya dan sekitarnya.

Ia mengemukakan, pihaknya akan segera menyusun draf rencana garis besar latihan dan berkoordinasi dengan semua satuan yang akan terlibat dalam latihan.

"Kami juga akan menyusun personel staf yang akan dilibatkan dalam Latma NEA 2008, menyiapkan lokasi latihan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kegiatan terutama masalah keamanan yang berhubungan dengan orang asing," katanya.

Selama di Surabaya, katanya, delegasi AL AS akan melakukan kunjungan ke Wali Kota Surabaya, Pangarmatim serta Komandan Lantamal V Surabaya.


Sumber : Antara

Rabu, 20 Februari 2008

Rusia Tegaskan Ingin Kerjasama Militer Tanpa Syarat dengan RI


akarta (ANTARA News) - Dutabesar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov hari Rabu menegaskan keinginan negaranya untuk memperkuat kerjasama tanpa syarat dengan militer Indonesia.

"Pemerintah Rusia ingin memperkuat kerjasama militer dengan Indonesia tanpa syarat apa pun," kata Ivanov dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media massa dan pengusaha Indonesia di Jakarta.

Menurut dia, pemerintahnya tidak akan mengajukan berbagai persyaratan menyulitkan, termasuk persyaratan politik, dalam penjualan peralatan militernya.

"Indonesia di mata Rusia merupakan negara sangat penting dan kerjasama antara kedua negara itu dapat berjalan untuk jangka panjang," kata Ivanov.

Dijelaskannya, kerjasama militer kedua negara tersebut antara lain berupa penjualan senjata dan alat pertahanan buatan Rusia kepada Indonesia.

Selain kerjasama teknis dan jual-beli senjata, kedua negara itu juga sepakat menggelar pelatihan bersama dan pendidikan perwira Indonesia di Rusia.

"Kerjasama militer Rusia-Indonesia itu merupakan bagian dari kesepakatan Presiden (Rusia Vladimir) Putin dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Ivanov merujuk pada kunjungan Presiden Putin ke Indonesia pada September 2007 dan Presiden Yudhoyono ke Moskwa pada Desember 2006.

Dalam kunjungan ke Moskwa tersebut, Yudhoyono dan Putin menyaksikan penandatanganan tujuh nota persepahaman dalam kerjasama berbagai bidang, salah satu adalah mengenai pewujudan bantuan militer Rusia kepada Indonesia dalam tahun 2006-2010.

Forum dialog itu diprakarsai Persatuan Wartawan Indonesia Pusat.(*)

sumber: antara

Indonesia extends arms wish list


Newfound buying power courtesy of Russian government loans has given Indonesia’s military reason to anticipate a significant upgrade in fighting capability. Its wish list now includes 20 Su-30MK2 fighters, an unspecified number of Yak-130 jet trainers, four Project 636 Kilo-class and two Project Amur-1650 submarines, 10 Mi-17 military transport helicopters, five Mi-35M attack helicopters, 20 BMP-3F infantry fighting vehicles, several corvettes and boats, and air defense systems worth around $3 billion.

In December, Russia supplied the Indonesian air force with weapon systems to arm two Su-27SK fighters. They included R-27 air-to-air medium-range and R-73 short-range missiles, Kh-31P anti-radar missiles, Kh-31A anti-ship missiles and aerial bombs weighing up to 1,100 pounds.

Indonesia bought the Su-27SKs in 2003 along with two Su-30MK fighters and
a pair of Mi-35 combat helicopters under a $192.9 million contract ($108 million of which was paid in palm oil). Later that year, under a $12 million deal, the Indonesian defense ministry received eight Mi-2 and two Mi-171 helicopters.

The military leaders of Indonesia have repeatedly stated that they are determined to make large-scale acquisitions of Russian military hardware for all of its armed services. However, because of financial and economic difficulties, the country could implement these plans only in stages.

Given the Indonesian government’s limited funds, in 2006 Russia offered a $1 billion loan to cover the acquisition costs. Russian President Vladimir Putin signed the credit agreement during his state visit to Jakarta in September. The money–being made available in two tranches of $500 million each–has been loaned at an annual interest rate of 5.3 percent with repayment due within 10 years.

Indonesia does not want just to buy Russian military hardware, however. It wants the proposed deals to include technology transfer that will increase the production capability of its own industry.

Jakarta had decided that $250 to $300 million from the first tranche will go toward six new fighters (three Su-27SKMs and three Su-30MK2s). At the August 2007 MAKS airshow in Moscow, Russian military sales agency Rosoboronexport signed a contract for those aircraft, which Indonesia is to receive between 2008 and 2010 in addition to four used fighters (two Su-30MKs and two Su-27SKs). The deal is worth $335 million and is, to date, the biggest defense contract between the two countries. Russia is also hoping to sell Indonesia a dozen Ilyushin Il-76MF military transports powered by Perm’s PS-90A engines.

The Indonesian Air Force plans to form two squadrons of Russian-built aircraft (24 warplanes in total) by 2010, while in the medium term, the arms procurement program envisions increasing the Air Force’s total number of fighters to 48. While there are no allocations anticipated for acquiring new aircraft in the near future, the country is considering offering barter deals for equipment. Indonesia also wants to establish a maintenance center to work on its Russian-built jets.

Deliveries of civil aircraft and the implementation of a number of commercial offset programs could also be tied to future Russian arms sales. For instance, the Southeast Asian country has revealed that it intends to acquire eight Beriev Be-103 amphibious aircraft for monitoring fishing activity in its territorial waters and for maritime surveillance roles. Irkut Corp., the Russian manufacturer, is also in talks to supply the Beriev Be-200 as a platform for fighting forest fires.

Tiga Tentara AS Tewas Akibat Bom di Baghdad


Baghdad (ANTARA News) - Sebuah bom pinggir jalan menghantam sebuah patroli Amerika Serikat di Baghdad baratlaut, sehingga menewaskan tiga tentara, kata militer AS di sini Rabu.

Serangan terjadi sekitar pukul 10:30 waktu setempat Selasa, kata pernyataan pihak militer tanpa menyebutkan rincian lebih lanjut.

Korban terakhir ini menjadikan jumlah tentara AS yang tewas di Irak sejak invasi 2003 mencapai 3.966, menurut perhitungan AFP di laman internet independen www.icasualties.org.

Bom-bom pinggir jalan, terutama dengan ledakan kuat yang mampu menembus dan melelehkan logam dan dapat melubangi kendaraan lapis baja, menjadi penyebab terbesar dari tewasnya banyak tentara AS yang tewas di Irak.

Para pimpinan militer AS mengatakan serangan demikian biasanya "tanda" dari serangan Al-Qaeda di Irak. (*)

sumbe: antara

Menhan AS Robert Gates Akan Ke Indonesia

Washington (ANTARA News) - Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, Rabu, bertolak untuk kunjungan keliling dunia yang akan membawanya ke Australia guna pembicaraan keamanan bilateral, Pentagon mengatakan.

Ia akan singgah di Indonesia, India dan Turki dalam perjalanan sembilan hari itu, kata sekretaris pers Pentagon Geoff Morrell, Selasa.

Perjalanan Gates itu telah dibayangi oleh rencana Pentagon menembak jatuh sebuah satelit mata-mata yang sudah tak berfungsi secepatnya, Rabu, tapi Morrell mengatakan menteri itu akan memberikan persetujuannya pada upaya itu, di manapun ia berada.

Ia akan melakukan perjalanan pertama-tama ke Hawaii, markasbesar Komando Pasifik AS dan sebuah pangkalan bagi kapal perang AS yang akan mengambil bagian dalam upaya untuk menembak jatuh satelit itu. Rincian mengenai rencana perjalanan tersebut belum dibuat.

Pembicaraan di Australia merupakan acara tahunan yang mengumpulkan bersama para pejabat luar negeri dan pertahanan AS dan Australia. Deplu AS akan diwakili oleh Wakil Menlu John Negroponte.

Perspektif regional mengenai Cina mungkin akan menonjol dalam pembicaraan Gates di semua negara kecuali barangkali Turki.

Penjualan senjata juga akan berada dalam agendanya di India, yang sedang berupaya membeli jet tempur baru.

"Menteri itu senantiasa seorang penasehat bagi perusahaan pertahanan AS," kata Morrell, seperti dikutip AFP. "Ia yakin bahwa negara-negara itu akan mempersenjatai diri mereka, akan membentengi diri mereka, dan yang terbaik bahwa mereka melakukannya bersama kita, jika mungkin." (*)

Sumber : ANTARA

Selasa, 19 Februari 2008

Genaplah Gado-gado di Korps Marinir


Betul. Tragedi tenggelamnya tank amfibi Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang menelan delapan nyawa prajurit saat Latihan Armada Jaya XXVII-2008 di perairan Laut Jawa, di lepas Pantai Banongan, Situbondo, tidak meninggalkan trauma bagi prajurit Korps Marinir.

”Sebab itu pekerjaan kami sehari-hari. Semuanya akan berlangsung normal sekalipun tank amfibi yang digunakan sudah berumur tua karena laut dan cuaca buruk itu sahabat Marinir,” tutur Letnan Kolonel Mar Bambang Sus, Komandan Resimen Kavaleri-2 Marinir yang berada di bawah komando Pasukan Marinir II Jakarta.

Korps Marinir memiliki sejumlah kendaraan tempur (ranpur) dengan kemampuan bertarung di darat dan laut. Ranpur itu sering disebut amfibi.

Ada jenis tank amfibi PT-76 yang diproduksi Uni Soviet pada tahun 1960-an. Amfibi model PT-76 ini mencapai 122 unit, seperti yang disampaikan Mayor Jenderal Mar (Purn) Achmad Rifai saat masih menjadi Komandan Korps Marinir.

Korps Marinir TNI AL tengah berupaya melakukan peremajaan kendaraan perang ini dengan yang jauh lebih canggih, yakni BMP-3F yang juga buatan Rusia. Tank amfibi jenis BMP-3F ini di produksi tahun 1994, tetapi mulai dimanfaatkan sejumlah negara pada tahun 1997.

Ada lagi tank jenis Kapa K-61 yang juga buatan Uni Soviet tahun 1961, yang jumlahnya tinggal 42 unit. Pengadaan kedua jenis ranpur itu terjadi pada zaman Bung Karno, sebelum pelaksanaan Trikora (Tiga Komando Rakyat).

Satu lagi ranpur yang juga menjadi sisa Trikora adalah tank amfibi jenis BTR-50. Ranpur inilah yang minggu ini menjadi bahan pembicaraan menyusul tragedi Banongan pada 2 Februari lalu.

Tank amfibi jenis BTR yang juga merupakan hasil produksi Uni Soviet ini sebenarnya ada empat jenis yang dimiliki Marinir. Jenis pertama adalah BTR-50P dibuat tahun 1960. Khusus untuk jenis BTR-50P ini punya mesin berkemampuan 240 PK.

BTR-50P ini diawaki tiga prajurit, dengan kemampuan angkut 20 prajurit Intai Amfibi atau pasukan sejenisnya.

Jenis lainnya adalah BTR-50PM yang dibuat tahun 1962. Jenis ini diawaki tiga prajurit dan bisa membawa 18 prajurit pendaratan. Baik BTR-50P maupun BTR-50PM dilengkapi persenjataan GPMG 7,62 milimeter.

Masih ada satu lagi panser amfibi jenis BTR dari kelas yang juga terhitung lama, yakni BTR-50PK. Panser amfibi ini memiliki kemampuan angkut prajurit yang sama dengan BTR-50P. Ketiga panser amfibi dari jenis BTR-50 memiliki kemampuan jelajah yang sama. BTR-50PK memiliki kemampuan membawa bahan bakar dua kali lipat kedua jenis lainnya. Namun kemampuan tempuh ketiga jenis ini sama. BTR-50 memiliki kecepatan sekitar 10 kilometer per jam.

Karena tangki bahan bakar yang dimiliki mempunyai kemampuan isi sekitar 200-240 liter, maka ketiga jenis BTR-50 ini memiliki kemampuan operasional sampai delapan jam. Sedangkan untuk mundurnya hanya separuh kecepatan maju.

Kecepatan di laut jauh berbeda dengan di daratan. Mengingat pasukan pendaratan selalu harus waspada, maka kemampuan manuver BTR-50 di darat hanya didukung kecepatan lari antara 40 dan 45 kilometer per jam saja.

”Sebagian besar jenis BTR-50 ini telah mengalami retrofit yang dilaksanakan mulai tahun 1987 hingga terakhir tahun 1996. Retrofit yang paling penting adalah mengganti mesin aslinya dengan mesin V8 Detroit,” ujar Letkol Mar Novarin Guinawan, Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir.

Masih ada lagi jenis tank amfibi jenis BTR, yakni BTR-80A. Tank ini pembuatannya sudah jauh lebih mudah karena dibuat tahun 1990. Pasukan lebih senang menggunakan tipe BTR-50 yang jauh lebih kokoh. Ini mengingat semua jenis BTR-50 masih menggunakan ban dari rantai baja. Itu sebabnya dalam pendaratan jenis BTR-50 lebih andal dalam menembus barikade pasukan lawan dengan kekuatan persenjataan infanteri ataupun artileri.

Sementara BTR-80A sekalipun badan kendaraan amfibinya masih terbuat dari baja, bannya menggunakan ban karet yang terdiri dari empat pasang. Itu sebabnya dalam penyerangan kendaraan jenis ini dijadikan sebagai kendaraan pendaratan setelah tank amfibi menguasai areal pantai lawan.

Jenis BTR-80A yang diawaki tiga prajurit serta memiliki kemampuan angkut tujuh prajurit saja hanya didukung kecepatan di laut yang cuma 8 hingga 9 kilometer per jam. Dan, saat ini tank amfibi BTR-80A ini tengah digunakan untuk mendukung pasukan Korps Marinir yang bertugas di Kongo. Operasional terakhir semua jenis tank amfibi Korps Marinir itu adalah di Nanggroe Aceh Darussalam.

Semua jenis tank amfibi BTR ini dilengkapi dengan pompa pembuang air. Itu sebabnya tank amfibi BTR ini memiliki kemampuan menerjang gelombang setinggi 2 meter. Makanya, hingga kini perwira TNI AL masih melakukan penyidikan guna mengetahui apa yang menjadi penyebab tenggelamnya BTR-50PM di Banongan.

Dengan bekal pengetahuan penyebab yang kini tengah direkonstruksi itu, ke depan prajurit pengawak tank amfibi BTR diharapkan tidak lagi mengulangi hal yang sama.

Sebelum tragedi Banongan 2 Februari, Komandan Korps Marinir Mayjen Mar Nono Sampono dan beberapa perwira melakukan kunjungan persahabatan ke Markas Komando Korps Marinir Korea Selatan di Kota Suwon.

Hasil pembicaraan Nono dengan Letnan Jenderal Mar Lee Sang-ro, Komandan Korps Marinir Korea Selatan, berupa rencana penghibahan 35 tank amfibi jenis LVT-7 milik Korps Marinir Korea Selatan kepada Korps Marinir Indonesia. Rencananya, Oktober nanti diserahkan 15 unit terlebih dahulu.

Tank amfibi LVT-7 ini merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang memiliki julukan Alligator. Tank amfibi ini pertama kali dibuat pada tahun 1935 oleh Donald Roebling, untuk kemudian dimanfaatkan jajaran Korps Marinir Amerika Serikat. LVT-7 pertama kali dikeluarkan pada tahun 197


Sumber: www.kompas.co.id

Panser VAB, Tulang Punggung Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B


ADSHIT AL QUSAYR--Eksistensi Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B sebagai salah satu kontingen pasukan pemelihara perdamaian PBB di Lebanon tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Panser VAB yang dimilikinya.

Operasionalisasi Panser VAB, yang merupakan salah satu alutsista Kavaleri TNI AD, di daerah operasi sepanjang Blue Line yang memisahkan antara wilayah Lebanon Selatan dengan Israel, terutama dalam hal pergerakan patroli di setiap ruas jalan dan di daerah hot spot mampu menunjukkan mobilitas yang tinggi sekaligus deterence effect yang berdampak positif bagi upaya penciptaan dan pemeliharaan stabilitas perdamaian di wilayah area operasi secara lebih permanen.

Bertepatan dengan HUT ke-58 Korps Kavaleri TNI AD pada tanggal 9 Februari 2008, dilaksanakan upacara sederhana terpusat di Lapangan "Soekarno Base", Markas Konga XXIII-B di Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan atau yang dikenal dengan istilah UN Posn 7-1.

Bertindak sebagai Komandan Upacara pada peringatan tersebut Lettu Kav Nanak Yuliana (Wadanki-D), sedangkan sebagai Perwira Upacara ialah Lettu Kav Agung Wira dan Inspektur Upacara dijabat langsung oleh Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos. Dalam amanat Komandan Pussenkav TNI AD yang dibacakan oleh Dansatgas, salah satunya tentang pentingnya peranan pemeliharaan dan perawatan Panser sebagai alutsista yang dimiliki TNI AD agar dapat mencapai performa yang diharapkan, terutama pada saat berada di daerah penugasan.

Menyadari vitalnya peranan Alutsista panser VAB dalam pelaksanaan tugas Konga XXIII-B, Dansatgas bahkan sampai memberikan pengarahan khusus di luar pembacaan amanat. Dalam pengarahannya, Letkol Inf A M Putranto, S.Sos menyampaikan bahwa isu Alutsista TNI akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan di Tanah Air, terutama setelah kejadian musibah yang menimpa prajurit Marinir beberapa waktu yang lalu.

Terkait hal itu, Dansatgas menekankan agar prajurit Konga XXIII-B mau dan mampu merawat seluruh Panser yang dibawa ke Lebanon dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Sebab, imbuh Dansatgas, Alutsista tersebut merupakan hasil pembelian dengan menggunakan uang rakyat Indonesia. Selain itu, dengan perawatan yang tekun dan cermat diharapkan masa pakainya dapat lebih lama. Hanya dengan cara itulah, seluruh panser yang dimiliki Konga XXIII-B dapat memenuhi tuntutan tugas yang dibebankan dalam peacekeeping mission.

Sebagaimana diketahui, 32 unit Panser VAB yang dimiliki Satgas Konga XXIII-B saat ini merupakan salah satu Alutsista terbaru TNI AD yang dibeli sesaat sebelum pemberangkatan Kontingen Garuda ke Lebanon pada tahun 2006 lalu. Proses pengadaan Alutsista ini sendiri pada awalnya menjadi perdebatan alot wakil rakyat di DPR RI terkait masalah tender. Pada saat itu, Pemerintah melalui Dephan bersikukuh agar pengadaan panser ditempuh melalui mekanisme penunjukkan langsung mengingat urgensi dan skala prioritasnya. Sebaliknya, sebagian kalangan di DPR menginginkan mekanisme tender secara terbuka. Dan sekarang terbukti keputusan Dephan-lah yang tepat karena dengan kehadiran panser VAB yang baru di tengah-tengah Satgas Konga XXIII-B telah mampu menunjukkan kredibilitas TNI di dunia internasional.

Sebelumnya Kontingen Indonesia hanya memiliki 14 unit Panser VAB varian APC dengan sistem manual ditambah dengan 6 unit Panser Intai VBL Panhard dan 12 unit Panser APC BTR 80A sehingga minim secara operasional. Namun dengan kedatangan Panser VAB dengan sistem otomatis (matic) tersebut, dapat dikatakan Panser VAB saat ini telah menjadi tulang punggung Satgas dimana kebutuhan operasional dapat terpenuhi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Selesai upacara, Dansatgas yang didampingi Wadansatgas Letkol Mar Ipung Purwadi beserta seluruh Perwira dan anggota yang terlibat dalam upacara, baik dari TNI AD, TNI AL, TNI AU serta dari Deplu (Perwira Interpreter) memberikan ucapan selamat kepada seluruh prajurit Kavaleri TNI AD yang tergabung dalam Konga XXIII-B di Lebanon selatan.

TNI AU Pertimbangan Tawaran Jet Tempur F-16 dari AS



NI AU Pertimbangan Tawaran Jet Tempur F-16 dari AS
JAKARTA--MI: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) akan mempertimbangkan tawaran Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membeli Block 52 F-16 Fighting Falcon C/D multi role dan pesawat angkut berat 130-J Hercules.

"Kita akan pertimbangkan untuk pengadaan 2010-2014," kata Komandan Komando Pemeliharaan Material TNI AU (Koharmatau) Marsekal Muda Soenaryo seusai mendampingi Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal

Madya Soebandrio bertemu Under Secretary of The Air Force For International Affair Bruce S Lemkin, di Jakarta, Jumat (15/2).

Ia mengatakan, pengadaan F-16 varian terbaru dari AS itu penting untuk meningkatkan daya mampu dan efek tangkal dari TNI AU mengingat telah banyak pesawat tempur TNI AU yang mendekati usai pakai.

Selain itu, pengadaan F-16 Fighting Falcon varian baru, sesuai dengan program perampingan tipe pesawat TNI AU untuk menghemat biaya pemeliharaan dan perawatan pesawat, selama 2008-2019.

F-16 Fighting Falcon multifungsi dapat menggantikan F-5E Tiger yang telah kita punya dan sudah beroperasi hampair seperempat abad di TNI AU.

"Kemungkinan TNI AU akan mengadakan satu skuadron F-16 varian terbaru tersebut, secara bertahap pada TA 2010-2014, dan pengadaaannya akan digodok dulu secara matang di tingkat Mabes TNI AU mengingat kondisi keuangan

negara yang terbatas. Jika disetujui, akan kita ajukan ke Dephan untuk pengadaannya," tutur Soenaryo.

Selain menawarkan pesawat F-16 varian baru, dalam pertemuan itu ditegaskan kedua pihak sepakat untuk mengintensifkan kerja sama kedua negara, khususnya angkatan udara masing-masing negara khususnya dalam kerja

sama pendidikan dan latihan serta pengadaan suku cadang. (Ant/OL-03)

www.mediaindonesia.com

Forum GBC Indonesia Mengusulkan Akselarasi Kebijakan Perbatasan Secara Terintegrasi

Jakarta, DMC - Hasil rapat Forum General Border Committee (GBC) Indonesia mengusulkan kepada Menkopolhukam, Menkoperekonomian dan Menkokesra untuk dapat mengakselerasi suatu kebijakan perbatasan secara terintegrasi baik dari segi policy maupun dari segi implementasi. Sehingga, semua permasalahan perbatasan itu dilihat dari satu sisi secara utuh tidak dilihat dari satu sisi secara parsial.

Demikian dikatakan Sekertaris Jenderal Departemen pertahanan (Sekjen Dephan), usai mengikuti rapat antardepartemen yang dipimpin Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Selasa (19/2), di kantor Dephan, Jakarta. Rapat ini merupakan rapat Forum GBC Indonesia Tahun 2008 sebagai tindaklanjut dari arahan Menkopolhukam kepada Menteri Pertahanan selaku ketua bersama GBC Malindo.

Lebih lanjut Sekjen menjelaskan esensi dari rapat antardepartemen mengenai perbatasan adalah untuk menginvertarisasi permasalahan yang perlu diketahui oleh Forum GBC Indonesia sekaligus mengambil kesimpulan untuk disarankan kepada otoritas pemerintah. Anggota Forum GBC Indonesia menyampaikan masukan-masukan tentang permasalahan mendasar yang perlu mendapatkan penanganan adalah substansi dari pengelolaan manajemen perbatasan tidak berajalan secara terintegrasi.

Akibat dari kegiatan pembangunan di perbatasan yang kurang terintegrasi, menimbulkan soliditas manajemen perbatasan yang tidak begitu efektif. Hal ini bisa dilihat dari berbagai langkah - langkah di lapangan yang sifatnya linear. “Artinya semua mekanisme berjalan tetapi berjalan secara linear, tidak mempunyai simpul yang mengintegrasikan antara kebijakan dan implementasi kebijakan”, jelas Sekjen.

Sekjen mengatakan, sebagai tindaklanjut dari kesimpulan itu, Dephan akan memfasilitasi proses perumusan ini, dimana Dirjen Strahan yang akan duduk sebagai moderator dalam merumuskan semua kelemahan – kelemahan manajerial yang selama ini kita temukan di lapangan.

Sekjen menambahkan, dalam rapat antardep yang dipimpin oleh Menhan, dilaporkan juga mengenai perkembangan isu yang berkaitan dengan adanya warga negara ikut didalam Askar Wataniah. Semua fungsi yang mempunyai otoritas baik itu kaitannya dengan departemen, TNI dan Polri memastikan bahwa tidak ada hal hal yang menjadi kofirmasi tentang isu tersebut. “Jadi dapat disimpulkan bahwa negatif didalam adanya isu-isu yang disampaikan beberapa waktu yang lalu, artinya isu-isu itu tidak terbukti kebenarannya”, tambah Sekjen.

Sekjen mengatakan, yang menjadi pencermatan Forum GBC Indonesia adalah bagaimana masing-masing fungsi baik TNI, Polri dan departemen terkait meningkatkan kewaspadaan dibidang tugasnya masing masing.

Rapat dihadiri perwakilan dari lintas departemen yang masuk dalam anggota Forum GBC Indonesia antara lain Departemen Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Selain itu, hadir pula perwakilan dari departemen yang non anggota Forum GBC Indonesia antara lain Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Kelautan dan Perikanan dan Badan Intelijen Negara.

Selain Sekjen Dephan, hadir dalam rapat tersebut beberapa pejabat Dephan antara lain, Dirjen Strahan Dephan, Dirjen Strahan Dephan Mayjen TNI Syarifudin Tippe, S.IP, M.Si, Dirkersin Ditjen Strahan Dephan Marsma TNI P. Simamora dan Karo Humas Setjen Dephan Brigjen TNI Edy Butar Butar S.IP. (BDI/HDY)

Kebijakan Kekuatan Pertahanan Disusun dalam Skala Prioritas

Jakarta, DMC - Idealisme penentuan kebijakan pembangunan ini berdasarkan pada konsep pertahanan berbasis kemampuan (Capability Based Defence) yang pelaksanaan diarahkan pada pembangunan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force). Dengan demikian kebijakan bidang kekuatan pertahanan disusun untuk mewadahi fungsi pengawasan dan pengendalian kinerja teknis pembinaan kekuatan pertahanan secara garis besar, dengan mewujudkannya dalam skala prioritas.

Hal ini dikatakan Direktur Kekuatan Pertahanan (Dirjen Kuathan) Departemen Pertahanan Mayjen TNI Suryadi, M.Sc pada Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Bidang Kekuatan Pertahanan T.A. 2008, Selasa (19/02), di kantor Dephan, Jakarta.

Menurut Dirjen Kuathan, pembangunan kekuatan pertahanan mencakup pembangunan nasional di bidang pertahanan pada tingkat kebijakan, yaitu berupa rumusan keputusan pollitik dan kebijakan pengelolaan pertahanan Negara. Sedangkan pada tingkat operasional, yaitu berupa pembangunan kekuatan komponen pertahanan yang terdiri dari komponen utama, komponen cadangan dan komponen pendukung beserta perangkat prosedur mekanisme pembinaan dan penggunannya.

Beberapa skala prioritas antara lain Pengembangan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN), melaksanakan pemusnahan ranjau darat anti personel secara bertahap, penyusunan RUU tentang pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI dan RUU bantuan TNI kepada Polri dalam rangka Keamanan dan Ketertiban Nasional (Kamtibnas)

Prioritas lainnya adalah perumusan kebijakan tentang mekanisme dan pelaksanaan bina tunggal pemeliharaan alutsista, perumusan dan pengembangan kebijakan penggunaan jasa Listrik Gas dan Air (LGA) dan Bahan Bakar Minyak dan Pelumas (BMP) di lingkungan Dephan dan TNI, perumusan konsep rumah sakit kawasan dalam rangka mendukung upaya pertahanan Negara dan kesejahteraan prajurit TNI dan PNS beserta keluarganya.

Menurut Dirjen Kuathan, secara teknis operasional penentuan kebijakan tersebut harus berpedoman pada doktrin dan strategi pertahanan. Kebijakan ini disusun untuk mensinergikan kinerja komponen militer dan non militer dalam memelihara dan melindungi kepentingan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kegiatan Rakernis ini dengan tema “Melalui pembenahan sistem dan aplikasi manajemen pengelolaan kekuatan pertahanan kita tingkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas” ini diselenggarakan dalam rangka membangun sinergitas koordinasi dan hubungan kerja antar unsur-unsur terkait yang berimplikasi pada peningkatan pencapaian sasaran pelaksanaan tugas pengelolaan kekuatan pertahanan.

Hadir sebagai peserta Rakernis Kuathan antara lain perwakilan dari Dephan, Mabes TNI, Mabesad, Mabesal, Mabesau, PPLVRI, Depkominfo, Depdagri, Depkeu, PT. PLN Persero, PT. Telkom Tbk, Perpamsi, PT. Askes, PT. Asabri, PT. Pertamina persero dan PT. Taspen. (IK/HDY)



KAPAL PERANG DARI BELANDA PESANAN TNI AL TIBA DI JAKARTA





akarta, Salah satu dari empat kapal perang pesanan TNI AL dari Belanda tiba di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.

Kapal yang diberi nama KRI Hasanuddin-366 merupakan kapal pesanan kedua yang tiba dan termasuk dalam golongan kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Sigma Milik TNI AL, demikian siaran pers dari Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Barat TNI AL yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Nama Hasanuddin diambil dari nama Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI dan merupakan jenis kapal korvet sigma class.

Kedatangannya di perairan Indonesia diterima langsung oleh Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (KAS Armabar) Laksamana Pertama TNI Budhi Suyitno bersama Komandan Lantamal III Laksma TNI Bambang Suwarto serta sejumlah pejabat teras Koarmabar, Lantamal III serta para Komandan Satuan dan Kapal Perang di jajaran Koarmabar.

Kedatangan kapal yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) I Gusti Kompiang Aribawa tersebut merupakan wujud pengembangan kekuatan alat utama sistem senjata TNI AL dan sebagai aktualisasi penandatanganan kontrak kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan perusahaan Galangan Kapal Schelde Naval Shipbuilding Member of Damen Group dari Belanda.

Desain bangunan kapal disebut unik sesuai dengan bentuk dan model sigma yang merupakan singkatan dari Ship Integrated Geometrical Modularity Approach dan mempunyai bobot 1.600 ton.

Sebagai "naval patrol vessel" (kendaraan patroli laut), KRI Hasanuddin-366 tersebut mampu menghadapi segala cuaca dengan ukuran fisik panjang geladak utama 90 meter, draft 3,46 meter, lebar 12,2 meter, tinggi 8,2 meter dan kecepatan jelajah 25,2 knot.

Kemampuan tempurnya terdiri atas anti serangan udara, anti kapal atas air, anti kapal selam dan perang elektronika serta membawa anak buah kapal (ABK) sebanyak 80 orang.

Kapal tersebut menempuh jalur dari Amsterdam, Belanda- Malaga- Napoli- Port Said- Jedah- Jibouty- Goa- Belawan- Tg Uban- Jakarta- Surabaya yang dimulai tanggal 11 Desember 2007 pukul 11.oo waktu Belanda.

Sumber: ANTARA

APEL GABUNGAN TNI DI MATARAM


Mataram - Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Sumardjono menyatakan, upacara bendera merupakan media penting menyampaikan informasi aktual dan kebijakan pimpinan, sehingga terwujud kesamaan visi, persepsi dan cara bertindak dalam pelaksanaan tugas-tugas.

"Dinamika lingkungan strategis yang berkembang dewasa ini berpengaruh terhadap tugas yang diembankan TNI pada umunya dan khususnya TNI AL," katanya dalam amanat tertulis pada upacara apel bendera gabungan yang dibacakan Danlanal Kol Mar Marwan. M di Lapangan Malomba, Ampenan, Senin.

Dikatakan, salah satu bentuk antisipasi dan respon TNI AL atas dinamaka tersebut adalah membuat perencanaan strategis pembangunan kemampuan dan kekuatan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

Peningkatan kesiapan satuan operasional, profesionalisme prajurit serta peningkatan kesejahteraan merupakan prioritas dalam pembinaan kemampuan dan kekuatan TNI AL.

Demikian pula dengan program pengadaan dan pembangunan Alusista dan peningkatan fasilitas dukungan pangkalan yang akan tetap dilanjutkan untuk mendukung satuan operasi.

Hal tersebut penting dilakukan untuk mewujudkan TNI AL yang besar, kuat, profesional dan solid, sehingga dapat memberikan dampak penangkalan dan mengeliminir setiap pelanggaran wilayah dan kedaulatan yang masih terjadi di perairan NKRI.

Menindaklanjuti perintah presiden, agar TNI mengevaluasi kembali batas usia dan kondisi Alutsista yang masih bisa dipakai, dalam rangka efesiensi anggaran memberdayakan kemampuan industri dalam negeri serta mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri.

Untuk itu, katanya, TNI AL telah bertekad mewujudkan kemandirian nasional, tekad itu direalisasikan melalui penggalakan produk Alutsista dan persenjataan dalam negeri, sedangkan untuk Alusista yang belum dapat kita produk sendiri masih didatangkan dari luar negeri melalui pola "Transfer of Technology".

Perlu diketahui semua prajurit TNI AL dimanapun berada bahwa TNI AL telah menambah kekuatan Alutsista dengan kedatangan kapal korvet kelas sigm yaitu KRI Hasanuddin-367 yang pembuatannya dilaksanakan di Belanda.

"Kedangan kapal tersebut berarti akan dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan TNI AL dalam melaksanakan tugas penegakan kedaulatan dan penegakan hukum dilanjutkan yuridiksi Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, disampaikan bahwa pada Juni 2008 mendatang dilaksanakan Latgab 2008, untuk itu diperintahkan semua kegiatan difokuskan untuk mendukung sukses Latgab 2008.

Selain kegiatan operasional dalam rangka operasi penegakan kedaulatan dan hukum yang dilaksanakan sepanjang tahun, kepada segenap jajaran terus berlatih, sehingga tercapai kualitas prajurit yang profesional sesuai tolok ukur yang disyaratkan.

Pada kesempatan itu, Kasal Sumardjono enam butir perintah harian yang harus dilaksanakan, diantaranya "jadikan Sapta Marga, Sumpah Prajurit, delapan wajib TNI dan Trisila TNI AL dalam bertingkahlaku pada kehidupan sehari-hari, baik disatuan maupun lingkungan masyarakat.

Prioritaskan kesiapan operasianal, unsur gelar semaksimal mungkin, dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut serta penyelenggaraan Latgab 2008.

Laksanakan efisiensi dan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan anggaran, agar tercipta akuntabilibatas dan transparansi serta mencegah terjadinya pergeseran sasaran maupun penyimpangan anggaran".

Usai membacakan amanat Kasal TNI AL tersebut, Danlanal Mataram, Marwan M mengajak segenap prajurit TNI, baik TNI AD, AL dan AU menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan masyarakat ataupun diri sendiri.

"Kejadian di Maluku, hendaknya dihindari karena yang dirugikan dari peristiwa semacam itu adalah kita-kita sendiri dan masyarakat luas," katanya.


Sumber : Antara

KONTINGEN INDONESIA MELAKSANAKAN UPACARA BENDERA DI KONGO–AFRIKA


Satuan tugas (Satgas) Garuda XX-E yang sedang melaksanakan tugas misi pemelihara perdamaian di Republik Demokrasi Kongo, melaksanakan Upacara Bendera tujuh belasan yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 Pebruari 2008 di lapangan apel Markas Komando Satgas di Beni-Kongo. Pelaksanaan upacara bendera tanggal 18 Pebruari 2008 terdiri dari dua peleton pasukan upacara dan satu kelompok perwira dengan Inspektur Upacara Dansatgas, sedangkan sebagai Komandan Upacara Kapten Caj M. Basir, serta pembaca Undang-Undang Dasar 1945 Serka Tri Mulyadi dan Pengucap Sapta Marga Serda Ngatmin.

Satgas Kompi Zeni Garuda XX-E pimpinan Lekol Czi T. Yoga Pranoto dengan kekuatan 175 personel, dalam misi pemelihara perdamaian dunia dibawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Demokrasi Kongo (MONUC) dihadapkan pada tugas pokok sebagai Engineering, dimana dislokasi Satgas terbagi dalam dua dislokasi. Yakni 67 personel berkedudukan di Dungu untuk melaksanakan pembuatan Bandara, jalan dan jembatan dalam rangka penyiapan Basis Operasi Depan (BOD) PBB untuk misi pemelihara perdamaian di Sudan, dan 108 personel berkedudukan di Beni sebagai Markas Komando guna melaksanakan tugas pembuatan Ammo Dump dan pembuatan Pusat Pelatihan Militer Kongo (PARDC) serta beberapa pekerjaan lainnya yang merupakan tugas bantuan terhadap Engineering Section (ES) setempat.

Untuk Markas Komando yang berkedudukan di Beni dibawah kendali Dansatgas Letkol Czi T. Yoga Pranoto, disamping melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh satuan atas, yakni pembuatan Ammo Dump dan pusat pelatihan Militer Kongo PARDC dengan kapasitas 4000 personel juga dituntut untuk melaksanakan acara-acara serimonial, yakni salah satunya adalah upacara bendera tujuh belasan. Pada bulan ini tanggal 17 jatuh pada hari Minggu, sehingga upacara bendera dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 Pebruari 2008.

Dalam amanat singkatnya Inspektur Upacara menyampaikan bahwa Upacara Bendera seperti ini masih memungkinkan dilaksanakan, walaupun di daerah penugasan dan jauh dengan tanah air. Upacara bendera yang dilakukan setiap sebulan sekali seperti ini, dengan tujuan agar seluruh prajurit tetap memiliki “Jiwa patriotisme dan jiwa juang serta rasa nasionalisme yang tinggi”, seperti yang telah diteladankan oleh para pendahulu kita yakni para pejuang 45 hingga rela mengorbankan jiwa dan raganya guna mencapai kemerdekaan dari tangan penjajah. (Perwira Penerangan Satgas Zeni Konga XX-E, Mayor Inf Sunarto/Dispenad)

APEL KESIAP-SIAGAAN SAR DI LANUD SRI

Dispenau, 2/18/2008

Dalam upaya untuk menghadapi yang kondisi alam yang pada saat ini kurang bersahabat Lanud SRI mengadakan apel kesiap-siagaan unsur SAR, Rabu (6/2) tujuan diadakan apel seperti ini adalah untuk mengecheck kesiap-siagaan anggota SAR dalam menghadapi bencana baik itu Tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, banjir dan lain sebagainya.
Dalam sambutannya Komandan Lanud SRI Letkol PNB Arif Mustofa mengatakan di Provinsi Sulut ini rawan terhadap bancana alam karena struktur dan kondisi tanah yang berbukit-bukit. maka Fungsi dari SAR itu sendiri harus dapat dioptimalkan ketika bencana terjadi dan harus siap membantu unsur terkait dalam distribusi bantuan.
Dengan mengirim bantuan baik itu dalam mencari korban yang terkena bencana alam dan juga materiil hal ini sudah terbukti ketika masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara yang terkena musibah bencana, maka Lanud Sam Ratulangi memberi sumbangan berupa sembako untuk para korban bencana alam di desa belang Kec Belang Kabupaten Minahasa Tenggara.
Harapan dari bantuan tersebut adalah untuk membantu meringankan beban masyarakat yang terkena bencana, dan juga sebagai fungsi dari unsur SAR yang terkait dengan Search And Rescue itu sendiri. demikian disampaikan oleh Komandan Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi Letkol PNB Arif Mustofa. ***Penlanud Sri

Powered By Blogger