Sabtu, 08 Maret 2008

TNI-AU SIAP AMANKAN WILAYAH UDARA PERBATASAN KALBAR-MALAYSIA



Pontianak, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) Lapangan udara Supadio Pontianak, selalu siap mengamankan wilayah udara kawasan perbatasan Kalimantan Barat - Sarawak (Malaysia Timur) terhadap kemungkinan segala ancaman, baik yang datang dari dalam maupun luar, Kata Komandan Lanud Supadio, Kolonel (Pnb) Abdul Muis.

"Kami siap mengamankan kawasan perbatasan dari segala macam ancaman keamanan, kapanpun jika dibutuhkan," kata Abdul Muis, di Pontianak, Selasa.

Ia mengatakan, hingga kini masih belum ada perintah dari pusat untuk membantu TNI-AD dalam pengamanan kawasan perbatasan. "Tetapi kami siap kapan pun apabila dibutuhkan. Pengawasan tetap dilakukan dengan melakukan penerbangan di sekitar kawasan perbatasan secara rutin," katanya.

Berkaitan dengan pengamanan perbatasan, TNI-AD akan menambah sebanyak tujuh pos pengamanan dari 17 pos sebelumnya di perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia Timur (Sarawak) pada tahun 2008.

Sebelumnya, Panglima Komando Daerah Militer VI/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI, Tono Suratman mengatakan, penambahan pos di sepanjang perbatasan Kalbar-Malaysia, karena dinilai ancaman semakin hari semakin meningkat. Ancaman meningkat seiring pertambahan penduduk yang secara tidak langsung menimbulkan masalah sosial yang diikuti peningkatan pelanggaran di segala bidang.

Tono mengungkapkan, penambahan pos di sepanjang perbatasan juga tergantung dari tingkat ancaman keamanan, karena pos tidak bisa dilihat dari jumlahnya, melainkan seberapa besar ancaman keamanan di sepanjang perbatasan. Seperti ancaman pembalakan liar, perdagangan manusia, penyelundupan bahan-bahan peledak, infiltrasi, sabotase, kegiatan intelijen asing dan lain-lain.

Saat ini di sepanjang perbatasan Kalimantan-Sarawak sudah didirikan sebanyak 54 pos pengamanan dan telah membentuk lima Komando Kewilayahan TNI Angkatan Darat, yang ia nilai masih belum memadai. Jumlah pos tersebut belum memadai untuk menjawab ancaman secara optimal karena dengan panjang mencapai 2.000 km maka butuh pos pengamanan lebih banyak lagi.

Penambahan pos pengamanan perbatasan dilakukan secara kontinyu sesuai dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Peran dari personel TNI yang ditugaskan di pos-pos tersebut tidak hanya menjaga keamanan melainkan juga melakukan pembinaan apa saja yang intinya membangun SDM masyarakat di kawasan perbatasan.

Sementara data BP2KKP (Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Khusus Perbatasan) Kalimantan Barat, ada 15 kecamatan yang masuk dalam "line" I dengan luas wilayah sekitar 2,3 juta hektar dan berbatasan langsung dengan Malaysia, dengan panjang sekitar 966 kilometer.

Pemerintah Provinsi Kalbar telah menata konsep pembangunan daerah di sepanjang perbatasan Kalimantan dengan Malaysia terbagi dalam empat bagian yakni Lini I Luar (Border Lini), Lini II Luar (termasuk daerah komunikasi), akses jalan raya dan fasilitas sosial lain, dan Lini Dalam (termasuk daerah komunikasi).

Lini I Luar terbentang sepanjang perbatasan dengan lebar sekitar satu kilometer dari batas depan daerah perbatasan (BDDP). Di Lini II Luar dengan lebar sekitar tiga kilometer, merupakan kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan perkebunan sawit dengan sistem inti dan plasma.

Dengan dibangunnya perkebunan sawit di sepanjang kawasan perbatasan Kalbar-Malaysia Timur, maka diharapkan masyarakat Kalbar bisa menjaga kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dari rongrongan pihak luar.

Sumber: ANTARA

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger