Senin, 25 Mei 2009

JK Janji Perbaiki Anggaran Pertahanan


JK Janji Perbaiki Anggaran Pertahanan

BANDUNG, kompas..com - Calon Presiden asal Partai Golkar dan Partai Hanura Jusuf Kalla berjanji bakal membenahi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI dan Polri. Pembenahan dilakukan agar tidak terjadi lagi jatuhnya korban di pihak TNI dan Polri ke depan.

"Kita tidak main-main. 2010-2011 kita sanggup memperbaiki jauh lebih baik," kata Kalla menjawab pertanyaan peserta pelantikan Tim Kemenangan JK-Wiranto di DPD tingkat I Jawa Barat, Jumat (22/5).

Menurut Kalla, pembenahan alutsista TNI dan Polri bergantung pada anggaran yang tersedia di departemen ataupun sektoral. "Ini sangat ditentukan kemampuan ekonomi. Tapi kalau kemampuan ekonomi kita rendah maka kita tidak mungkin penuhi semua itu," jelasnya.

Mantan Menko Kesra ini menjelaskan, peningkatan anggaran bisa meningkat dengan menjalankan prinsip-prinsip pemerintahan ekonomi yang baik. "Saya contohkan tadi, beli panser setengah harga, dan cepat lagi, bagus lagi. Apa sih kurangnya dari bangsa ini untuk maju," urainya.
http://nasional.kompas..com/read/xml...ran.pertahanan

SBY: TNI Tidak Usah Kuat Sekali


BOGOR, kompas..com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, keterbatasan anggaran membuat Departemen Pertahanan hanya mendapat alokasi Rp 33, 6 triliun. Karena itu, pilihan saat ini bukan untuk membangun TNI yang kuat sekali.

"Sepertinya besar (Rp 33,6 triliun), tetapi kalau mau bangun tentara butuh lebih besar lagi. Pilihan saat ini tentunya kalau kita ingin bangun tentara tidak usah kuat sekali," ujar Presiden saat meninjau perumahan dinas Paspampres di Bojong Nangka, Bogor, Jawa Barat, Senin (25/5).

Pilihan di tengah keterbatasan anggaran saat ini adalah membangun tentara yang mampu mempertahankan negaranya dan menjaga negaranya. Untuk membangun tentara yang sangat kuat diperlukan lebih banyak lagi anggaran. "Kita bekerja keras lampaui krisis dua tahun ini," ujar Presiden.

sumber: http://nasional.kompas..com/read/xml/...ah.kuat.sekali.

Sabtu, 23 Mei 2009

Dephan Menunggu Hasil Tim Penyelidikan TNI Angkatan Udara Untuk Mengambil Upaya Lanjutan


Jakarta, DMC - Guna mengambil upaya lanjutan Dephan masih menunggu hasil Tim penyelidikan TNI Angkatan Udara yang langsung dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Subandrio terkait tragedi jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik Angkatan Udara yang terjadi di Wamena dan di Madiun.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menhan, Juwono Sudarsono kepada wartawan usai upacara penyematan Bintang Yudha Dharma Utama kepada Panglima Angkatan Bersenjata Singapura, Rabu (20/5) di Kantor Dephan, Jakarta.

Menhan menjelaskan hingga saat ini faktor penyebab kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules Tipe B yang terjadi di Wamena beberapa waktu lalu dan Hercules Tipe B yang terjadi di Madiun hari ini belum dapat diketahui.

“Kita akan tunggu dulu hasil penyelidikan dari tim TNI AU baik kejadian dari Wamena atau di Madiun hari ini. Setalah ada masukan dari Kasau dan timnya baru nanti kita bahas upaya berupa perbaikan sesuai dengan kemampuan anggaran,” ujar menhan.

Menurut menhan, kecelakaan jatuhnya Pesawat Hercules di dua daerah itu bisa disebabkan oleh faktor teknis pesawat itu sendiri ataupun adanya faktor yang disebabkan oleh kesalahan operasional dari manusia (Human Error).

Menhan menambahkan apabila di dalam kecalakaan tersebut terdapat faktor teknis, maka untuk sementara waktu akan diambil tindakan larangan terbang (Grounded) ataupun penggunaan terhadap pesawat-pesawat jenis Hercules.

“Jika kesalahan itu berdasarkan faktor teknis, maka ada kemungkinan kita akan memutuskan untuk sementara menggrounded pesawat-pesawat jenis tersebut. Ttapi sebelum saya memberikan keputusan itu kita harus tahu persis apakah kedua kecelakaan ini berdasarkan faktor teknis atau bukan,” tegas menhan.

Menhan mengatakan seiring dikeluarkan keputusan tersebut, akan dilakukan program retrofit terhadap pesawat yang usianya sudah cukup tua. Menhan juga menilai dengan adanya program retrofit yang disesuaikan dengan kemampuan anggaran setidaknya jarak usia pemakaian pesawat bisa diperpanjang sekitar 5 sampai 10 tahun kedepan.

“Kita selalu mengatakan idealnya untuk biaya perawatan itu adalah 25% dari keseluruhan alutsista yang kita miliki, tetapi karena keterbatasan anggaran nyatanya biaya peralatan itu di bawah 10 %,” tutur menhan.

Pesawat Hercules milik TNI AU tersebut jatuh dan terbakar di persawahan Desa Nggeplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Insiden ini terjadi sekitar pukul 06.25 WIB, Rabu (20/5).

Pesawat Hercules C-130 A-1325 yang membawa 13 crew dan penumpang yang jumlahnya sekitar 98 orang sedang melaksanakan perjalanan reguler dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Biak, Irian Jaya yang terlebih dulu singgah di Lanud Iswahyudi, Madiun.

Hingga kini belum dapat dipastikan jumlah korban yang tewas dalam jatuhnya Pesawat Hercules tersebut. Setidaknya dua warga tewas yang merupakan penghuni rumah yang terhantam saat pesawat Hercules malakukan pendaratan darurat. (MAW/HDY)http://www.dmcindonesia.web.id/modules.php?name=News&file=article&sid=606

Panglima: Masalah Alutista, Itu Rahasia Militer


BALIKPAPAN - Panglima TNI Jendral TNI Djoko Santoso mengatakan masalah alat utama sistem senjata jangan dibahas secara luas.

Karena masalah alutista adalah masalah rahasia militer, yang tidak boleh dipublikasikan. Menurut Djoko, mempublikasikan masalah alutista sama dengan membuka rahasia militer negara, termasuk terkait politik menjelang Pemilu Presiden.

"Itu adalah rahasia militer," kata Djoko Santoso, Sabtu (23/5/2009).

Terkait tiga kali kasus insiden alutista di tahun 2009, selama lima bulan terakhir ini, Djoko mengatakan hal ini akan koordinasikan dengan pihak terkait.

Untuk diketahui, Djoko Santoso tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan dengan menumpangi pesawat foker 28, pukul 9.45 WITA. Djoko melanjutkan kunjungannya ke tempat latihan tempur Ambarawang dengan menggunakan helikopter jenis Puma.
(fit)

Jumat, 22 Mei 2009

Wapres Kalla Tinjau Pembuatan Panser Pindad


BANDUNG - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla meninjau tempat pembuatan panser di PT Pindad, yang berlokasi di Kota Bandung, Jumat (22/5).

Pada kesempatan itu, Wapres meninjau sebanyak 40 unit kendaraan tempur jenis pengangkut personel Panser APS 6X6 dan 4x4 pesanan Departemen Pertahanan yang tengah dikerjakan.

Rencananya ke-40 panser pesanan pemerintah itu tuntas bulan depan. Saat ini panser tersebut masih dilakukan pengujian oleh tim khusus.

Dalam kunjungan itu. Wapres Jusuf Kalla didampingi Direktur Utama PT Pindad Adie Avianto yang sekaligus memberikan penjelasan terkait spesifikasi dan perkembangan pengerjaan panser itu.

"Saat ini 40 panser sudah selesai, tinggal menunggu pengujian dari tim uji, semuanya akan diserahkan bulan depan." kata Adie.

SUMBER:http://alutsista.blogspot.com/2009/05/wapres-kalla-tinjau-pembuatan-panser.html

Rabu, 20 Mei 2009

Sebuah pesawat angkut jenis C-130 Hercules Alpha 1325 jatuh


MADIUN, kompas.com — Sebuah pesawat angkut jenis C-130 Hercules Alpha 1325 jatuh di Desa Geplak Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Rabu pagi pukul 06.30 WIB.

Menurut Kadispen AU Marsma TNI F Bambang Sulistyo saat dihubungi kompas..com, penyebab kecelakaan masih diselidiki. Diberitakan bahwa pesawat Hercules yang dipiloti Mayor (Pnb) Danu itu mengangkut 13 awak. Dua awak lain adalah Kapten Younan dan Marsma Harsono, mantan Danlanud Supadio.

Pesawat jatuh dalam penerbangan dari Jakarta menuju Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. Pesawat jatuh di sekitar permukiman dan menimpa setidaknya tiga rumah penduduk. Akibatnya, sedikitnya dua orang tewas.

Saat ini pesawat dalam kondisi berasap, tetapi personel dari Angkatan Udara telah berada di lokasi kejadian. "Saat ini sedang evakuasi," ujar Bambang.

Sebelumnya satu pesawat Hercules TNI AU diberitakan mendarat di luar landasan di bandar udara Sentani, Papua. Akibat kecelakaan dua roda pesawat copot.

Selasa, 19 Mei 2009

Pesawat Tempur Asing Terdeteksi di Selatan Pulau Rote, NTT


KUPANG--MI: Radar TNI Angkatan Udara (AU) di Kupang, NTT, mendeteksi sejumlah pesawat tempur asing terbang di bagian selatan Pulau Rote. Namun, ketika didekati oleh pesawat tempur TNI AU, pesawat tersebut menghilang.

Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang Letnan Kolonel Pnb Joko Sugeng Srianto mengatakan itu kepada Media Indonesia di Kupang, Senin (18/5).

"Memang mereka (pesawat asing) itu terbang di luar wilayah udara RI, tetapi pesawat TNI sedang dalam misi pengamanan udara sehingga mendekat untuk diidentifikasi secara visual," katanya.

Pesawat asing itu terdeteksi sejak Senin (11/5) pekan lalu dan telah dilaporkan ke pimpinan TNI. Menurutnya, empat pesawat Tiger F5 TNI AU kemudian terbang menyusuri perbatasan RI-Australia, namun pesawat asing tersebut menghilang dari jangkauan radar.

Perbatasan udara RI dan Australia memang sangat rawan terhadap pelanggaran oleh pesawat dan kapal nelayan asing. Belum lama ini, TNI AU menggelar operasi udara untuk mengawasi pulau terluar dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Gelar operasi dimulai 5 Mei dan berakhir pada Jumat (15/5) pekan lalu.

Menurut Joko, selama operasi berlangsung tidak terlihat kapal asing beroperasi di ALKI dalam wilayah RI. Hanya kapal berbendera Indonesia yang terlihat melintas. Operasi udara tersebut melibatkan empat pesawat tempur Tiger F5 dengan 150 personel Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dipimpin Letkol Pnb Ronny Moningka.

Wilayah selatan Pulau Rote sangat rawan terhadap pelanggaran, antara lain beberapa kali menjadi jalur penyeberangan imigran gelap asal Vietnam dan Afghanistan. Pasalnya, jarak Pulau Rote ke perbatasan laut RI-Australia tidak kurang dari 90 mil. (PO/OL-01)

sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2...tan-Pulau-Rote

Kamis, 14 Mei 2009

IAF practicing MIG-29/F-16 dogfights


Israel Air Force test pilots are flying MIG 29 jets and conducting dogfights against the IAF's F-16 fighters, Channel 2 revealed Wednesday evening.

The MIG 29, developed by the soviets in the 1970s, is one of the best fighter jets used by eastern and Arab countries, as well as by Syria and Iran. It was developed to counter American-made jets such the F-16 or F/A-18.

The jets were loaned to Israel by an unnamed foreign country. The experiment is meant to prepare IAF pilots for missions where they might have to fight a foreign air-force.

"We tested them - we trained the IAF pilots against them," an unnamed IAF official said.

The IAF employs ten test pilots. The training of each costs about a million dollars, but the experience gleaned from the test pilots, the unnamed official said, "is priceless."

"You fly in places and in certain conditions in a way never attempted before," an unidentified test pilot said. "Once, a piece of the jet's body broke during an experiment but the crew managed to land it safely."

A test jet is just like a regular one, except for special sensors which cover literally every aspect of its mechanical and electronic systems and can be monitored from the ground for assessment.

An additional experiment conducted recently by the air force involved loading an F-16 with weapons to its utmost capacity, or "flight in a heavy formation," as the test pilot labeled it. The experiment was meant to measure the pilot's safety and the fighter's capability when it was carrying the maximum amount of armaments.

A jet so armed might be used in a long-distance sortie. The pilots interviewed would not name which foreign countries might be the targets of such sorties, but it was clear the main target of such an ambitious mission would be Iran's nuclear installations.

SUMBER:http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1242212366589&pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull

Rabu, 13 Mei 2009

iPod Bantu Pekerjaan Militer AS


LONDON - iPhone dan iPod Apple merupakan gadget terbaru yang digunakan pasukan tentara Amerika dalam operasi militer di Irak dan Afghanistan.

Berdasarkan pengakuan dari pihak militer AS, mereka merangkul perangkat yang mudah digunakan ini karena kemampuannya yang dapat membawa beragam piranti lunak dengan jaminan keaman yang tinggi.

Lagipula, harganya jauh lebih murah dibandingkan perangkat lain yang memang dirancang khusus untuk kepentingan militer, demikian keterangan yang dikutip dari Telegraph, Selasa (12/5/2009).

Perangkat iPod dapat menyimpan hingga 30.000 program komputer. Kelebihan lainnya, iPod bisa melakukan bermacam pekerjaan mulai dari penerjemahan hingga melacak jalur peluru tembak.

Untuk memaksimalkan penggunaan perangkat ini, para tentara AS diberi pelatihan untuk mengeksplorasi iPod. Bahkan mereka diajari bagaimana memanfaatkan iPod sebagai sistem petunjuk untuk melacak keberadaan robot bom disposal dan untuk menerima aerial footage dari pesawat tak berawak.

Penggunaan iPod dikalangan militer nampaknya akan terus berkembang, bahkan baru-baru ini Angkatan Laut AS mendanai pengembangan aplikasi yang memungkinkan para tentara mengunggah foto para tersangka yang tertangkap berbarengan dengan laporan tertulis ke dalam bentuk database biometrik.

Piranti lunak ini nantinya akan mencocokkan gambar wajah tersangka sehingga akan mudah melacak dan mengawasi keberadaan mereka jika sudah dibebaskan nanti. (srn)

sumber: http://techno.okezone.com/index.php/...aan-militer-as

Northrop advance brings era of the laser gun closer


Northrop Grumman Corp. engineers in Redondo Beach have developed an electric laser capable of producing a deadly 100-kilowatt ray of light, a major milestone that is expected to help transform what was once a Buck Rogers space fantasy into reality.

Announced Wednesday, the landmark achievement -- long considered a Holy Grail for weapon developers -- opens the way for development of laser weapons small enough to fit in a fighter jet yet powerful enough to destroy an enemy craft in the blink of an eye.

After more than four decades of frustrations and failures, "you can now see that the battlefield applications of laser weapons are becoming a real possibility," said Barry Watts, senior fellow and an expert on so-called directed energy weapons at the Center for Strategic and Budgetary Assessments think tank in Washington.

Laser guns are still years from being used in combat and it may be the middle of next decade before they are installed on fighter planes, tanks and ships.

But Northrop "proved" that a laser powered by electricity could generate a beam powerful enough to destroy targets in the battlefield, said Brian Strickland, the Army's manager for the Joint High Power Solid State Laser program.

"This is a major milestone because we have proven that we can build it," Strickland said.

The beam from a solid-state laser is powered by electricity, which can be generated by a jet engine or the turbines of a tank. Chemical lasers are capable of producing much more powerful beams, but because the energy output relies on the quantity of chemicals used, they take up a lot of space.

Dan Wildt, vice president of Northrop's directed energy systems program, said few believed that an electric laser could produce a 100-kilowatt beam. Reaching even 10 kilowatts was considered a milestone just a few years ago.

"Five years ago few people believed that a solid-state laser could produce a militarily suitable 100-kilowatt beam," Wildt said.

With the major hurdle overcome, the next step would be to take the laser from the laboratory to the field and begin shooting down missiles with it, Strickland said. The laser would also have to be scaled down and "ruggedized" so it could withstand battlefield abuse. "It is still a little heavy and a little big," he said.

The word "laser" is an acronym for "light amplification by stimulated emission of radiation." The technology turns atomic particles into light with enough radiation to damage an object it encounters. The range and severity of the damage depend on how much power can be generated and how well the light can be focused on a target.

The Northrop laser produced a beam at more than 105 kilowatts, which is akin to focusing more than 1,000 100-watt light bulbs on a small spot. The intensity of the light would be comparable to that on the surface of the sun.

A secret demonstration was held for the military at Northrop's Space Park in Redondo Beach last month and then verified by the Army before it was disclosed Wednesday.

The sprawling complex, built during the height of the Cold War, has developed some of the nation's most complex weapon systems, including the Minuteman intercontinental ballistic missile, as well as pioneering military communication and spy satellites. It took up laser research in the 1960s and became the first laboratory to develop a weapons-grade chemical laser.

peter.pae@latimes.com

SUMBER:http://militarycontract.blogspot.com/2009/03/northrop-advance-brings-era-of-laser.html

Jumat, 08 Mei 2009

Russia 'waiting' to carry out Iran arms contract


Russia will decide whether to deliver sophisticated S-300 air defence systems to Iran based on the "international situation," a government source here was quoted as saying on Wednesday.

"The further implementation of the contract depends in large part on the developing international situation and the decision of the country's leaders," said the source in the Federal Service for Military-Technical Cooperation, which oversees Russian arms sales, quoted by Interfax and RIA-Novosti.

"The S-300 systems have not yet been delivered within the framework of the contract concluded two years ago," the source said.

Russia's plans to sell S-300 air defence systems to Iran have attracted criticism from the United States and Israel, both of which suspect Tehran of trying to develop nuclear weapons.

Neither the United States or Israel has ruled out attacks on Iran's atomic facilities, which Tehran insists are intended only for peaceful purposes.

The Russian air defence facilities could potentially hinder such attacks.

Russian defence expert Ruslan Pukhov said the United States was clearly preparing a deal by which Russia would renounce its long-standing military ties with Iran in exchange for Washington dropping plans to place missile defence facilities in eastern Europe.

Moscow vehemently opposes the US missile shield plans.

"It's clear the United States is preparing a deal, suggesting to Russia that it renounce arms cooperation with Iran or limit it, in exchange for abandoning the missile defence shield in Europe," said Pukhov, who works at the Moscow-based Centre for Strategies and Technologies.

"This deal isn't at all fair as the Americans renounce their shield for domestic reasons but force us to renounce sales of arms to Iran practically without gaining anything in exchange," he said.

Indonesia Ditawarkan Produksi Bersama Pesawat Tempur L-159


Indonesia Ditawarkan Produksi Bersama Pesawat Tempur L-159

JAKARTA--MI: Aero Vodochody selaku produsen pesawat tempur latih L-159, menawarkan produksi bersama pesawat tersebut kepada Pemerintah Indonesia. Produksi bersama yang ditawarkan mencakup sebagian mesin dan suku cadang pesawat.

Tidak itu saja, pihak Aero juga menawarkan prasarana pelatihan, simulator, dan jaminan suku cadang selama 25 tahun.

Dalam pertemuan tertutup itu, pihak Aero diwakili Presiden Aero Igor Hulak, Manager Pemasaran Martin Kubovy dan Wakil Program Militer Aero Petr Kudrn. Sedangkan Pemerintah Indonesia diwakili Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Marsekal Muda TNI Errys Heriyanto.

Pesawat tempur latih L-159 sudah lama menjadi alternatif untuk mengganti beberapa pesawat TNI Angkatan Udara (AU) yang akan memasuki masa 'pensiun'. Beberapa jenis pesawat tempur yang akan diganti itu adalah OV-10 Bronco, F-5 Tiger, Hawk MK-53 dan pesawat angkut Fokker-27 dan Helikopter Sikorsky.

Mabes TNI dan Dephan telah melakukan penjajakan ke beberapa negara untuk mencari pesawat pengganti yang sesuai dengan peran dan tugas pokok pesawat lama. Khusus untuk pengganti pesawat Hawk MK-53, Mabes TNI AU mengantongi beberapa pilihan yakni Aermachchi dari Italia, FTC-2000 dari China, dan L-159B dari Ceko. (Ant/OL-06)

http://www.mediaindonesia.com/read/2...t-Tempur-L-159

Jumat, 01 Mei 2009

KRI Untung Suropati Usir KD Jerong


Ambalat, 30 April (TANDEF) - Pagi ini pada pukul 10.00 s/d 11:30 WITA, KRI Untung Suropati melakukan pengusiran terhadap KD Jerong milik AL Malaysia (TLDM) yang memaksa masuk ke wilayah laut Republik Indonesia sejauh 3,6 mil di Ambalat, pada koordinat 04.09.17 LU / 117.57.44 BT. KD Jerong berada pada posisi bearing 108 derajat jarak 8 mil dari KRI Untung Suropati.

Secara terpisah, Komandan KRI Untung Suropati, Mayor Laut (P) Salim menyampaikan bahwa insiden serupa sudah sangat sering terjadi. Kapal-kapal perang TLDM sering sengaja memasuki wilayah laut RI, lalu dihalau oleh KRI yang bertugas di sana, diusir, lalu pergi. Begitu seterusnya. Mereka tahu itu salah, tapi terus mengulang & melakukannya. Apakah sebenarnya tujuan mereka ini?

Mungkin perlu kita tinjau ulang lagi RoE (Rule of Engagement) di wilayah laut perbatasan agar kapal asing manapun tidak seenaknya melecehkan kedaulatan kita.

SUMBER: http://www.tandef.net/kri-untung-suropati-usir-kd-jerong
Powered By Blogger