Jumat, 21 Maret 2008

KONGA XXIII B ADAKAN LOMBA BAKIAK, TENTARA PBB BERGEMBIRA


PUSPEN TNI (10/3) - Siapa warga Indonesia yang tidak mengenal bakiak? Hampir seluruh rakyat Indonesia mengetahui benda ini. Tapi pernahkah kita terpikir untuk mempatenkannya? Setelah peristiwa hari Sabtu (8/3) di Markas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan, mungkin warga Indonesia perlu segera mengurus hak ciptanya (hak paten) ke instansi terkait agar tidak kecolongan lagi.


Penampilan perdana sandal kayu khas Jawa di wilayah misi PBB Lebanon Selatan (UNIFIL) ini merupakan salah satu dari beberapa kreativitas yang ditampilkan oleh para prajurit Garuda dalam acara Fun Sport and Games 2008. Bakiak tiba-tiba menjadi idola tentara PBB dari 11 negara yang hadir yaitu Portugal, Korea, Belgia, Prancis, Polandia, Ghana, Cina, Nepal, Spanyol, India dan Malaysia serta tambahan 1 negara di luar UNIFIL yaitu Lebanon (LAF,Lebanon Armed Forces) saat Bakiak itu diperlombakan seperti halnya kegiatan serupa dalam rangka menyambut 17 Agustusan di tanah air. Mereka heran sekaligus salut dengan kreasi ini karena walaupun dari segi bentuk dan bahan materialnya sangat sederhana namun mampu menciptakan kekompakan dan kegembiraan serta nuansa berkompetisi yang sehat, baik bagi esprit de corps setiap tim maupun antar tim yang berlomba. Perlombaan balap bakiak ini sendiri berlangsung amat meriah karena masing-masing tim (yang terdiri dari 3 orang) tidak mau menyerah begitu saja walaupun baru pertama kalinya memakai sandal unik itu. Sedangkan kreativitas permainan lain yang dilombakan ialah memasukkan pulpen ke dalam botol dan menusuk gambar ikan dengan mata tertutup.


Komentar bernada pujian meluncur dari beberapa peserta menanggapi lomba balapan bakiak ini, seperti yang disampaikan Komandan Kontingen Spanyol Letkol Sanchez Tapia, “Vaya! El contingente Indonesio mo podrio leber heduo un programma eau interesante como aste!” (Mengejutkan! Tak disangka Kontingen Indonesia dapat mengadakan acara yang begitu menarik seperti ini!). Lain lagi komentar perwakilan dari Belgia Letnan Eerdelers, “Les competition c’est tres bon et magnifique!” (Pertandingan/permainan yang dilaksanakan sungguh luar biasa!).


Acara yang merupakan ide orisinil Komandan Satgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos muncul dari himbauan dari Panglima (Force Commander) UNIFIL Mayjen Claudio Graziano agar masing-masing negara kontingen PBB lebih saling mengenal satu sama lainnya secara lebih dekat melalui acara-acara informal sehingga memudahkan kerjasama dan saling pengertian serta satu persepsi dalam pelaksanaan tugas-tugas yang diemban sesuai yang digariskan dalam resolusi DK PBB Nomor 1701 dan Role Of Engangement (Aturan Pelibatan) yang berlaku bagi Kontingen PBB di bawah bendera UNIFIL. Lebih jauh, Dansatgas mengharapkan melalui kegiatan ini dapat mempererat persahabatan dan silahturahmi secara personal kepada seluruh kontingen yang bertugas di Lebanon Selatan. Kreativitas orisinil lainnya yang juga baru pertama kalinya diadakan selama UNIFIL terbentuk ialah diadakannya semacam bazaar atau mini market dimana setiap negara yang hadir menyiapkan dan mengisi stand-nya dengan berbagai macam souvenir atau kerajinan tangan khas yang berasal dari negaranya masing-masing. Stand ini sendiri merupakan perwujudan dari toko yang dimiliki setiap kontingen di dalam Base Camp-nya atau dalam istilah yang berlaku dalam misi PBB lazim disebut sebagai PX (singkatan dari Post Exchange). Tujuannya selain bermakna secara ekonomis, juga agar tiap-tiap negara kontingen PBB di Lebanon Selatan yang hadir dapat mengenal lebih jauh tentang kebudayaannya masing-masing.


Seperti yang telah diceritakan, acara dimulai dengan permainan khas dari Indonesia dilanjutkan dengan pemberian kata Sambutan dari Dansatgas XXIII-B yang ditutup dengan acara mengheningkan cipta bagi Prajurit PBB yang meninggal karena musibah kecelakaan Helikopter di Nepal beberapa hari yang lalu. Selanjutnya dilakukan pemanasan atau peregangan otot-otot sebelum melaksanakan lari keliling “Soekarno Base” sebanyak 1 putaran. Setelah melaksanakan lari, seluruh peserta yang hadir diajak untuk menari Poco-poco atau dalam idiom prajurit TNI dikenal dengan sebutan Joget Komando. Tari Joget Komando ini mendapat sambutan hangat dan antusias karena selain gerakannya tidak rumit tapi terasa energik dan kompak. Seusai berjoget, acara dilanjutkan dengan pertandingan olahraga sesuai kecabangan yang disiapkan yaitu volley, basket, futsal dan tenis meja dimana para pesertanya dikombinasikan sedemikian rupa sehingga komposisi setiap tim merupakan campuran dari berbagai negara yang hadir. Hal ini semata-mata karena yang dikedepankan ialah unsur “fun” atau kegembiraan agar acara ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pada kesempatan yang sama, diperkenalkan juga olahraga tradisional yang cukup populer di Indonesia yaitu Sepak takraw. Olahraga ini pun kembali menarik perhatian para peserta yang hadir, bahkan Komandan Kontingen Korea Kolonel Khang Cang sampai turun ke lapangan karena ingin menjajal kemampuannya dalam memainkan bola rotan itu.


Selesai rangkaian acara permainan dan olahraga, dilanjutkan dengan acara jamuan makan siang bersama dengan menu ala Indonesia. Sop Konro, Ikan Kakap, daging gepuk, opor ayam, perkedel, mie goreng dan nasi goreng ternyata cukup diminati. Sambutan para peserta yang menikmati hidangan amat positip. Mereka memuji cita rasa masakan Indonesia yang dikatakan “sangat mengundang selera”. Ini terlihat dari animo sebagian besar yang hadir untuk menambah porsi makanannya sampai 2 atau 3 kali.


Acara santap siang bersama terasa lebih nikmat manakala hiburan kolaborasi musik Sunda dan Timur Tengah dimainkan oleh pemusik lokal, staf KBRI Lebanon dan anggota Satgas Konga XXIII-B mengalun indah di sepanjang acara. Lagi-lagi kolaborasi musik ini mengundang decak kagum seluruh peserta yang hadir. Tidak menyia-nyiakan kesempatan emas, Dubes Indonesia untuk Libanon R. Bagas Hapsoro yang hadir pada acara ini pun turut menyumbangkan kepiawaiannya memainkan keyboard. Applaus meriah tak henti-hentinya diberikan pada para pemusik ini setiap selesai memainkan satu partitur. Yang lebih spesial, seusai acara santap siang masing-masing Kontingen didaulat untuk menyumbangkan lagu khas dari negaranya. Maka siang itu, jadilah ”pentas musik dunia” dadakan tergelar pertama kalinya dalam sejarah UNIFIL di markas Kontingen Indonesia.


Rangkaian acara ditutup dengan penyerahan cindera mata kepada seluruh Komandan Kontingen dan perwakilan yang hadir oleh Dansatgas Konga XXIII-B.

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger